PPKM tidak Efektif karena Penerapannya Setengah Hati

Lilik Darmawan
01/2/2021 11:56
PPKM tidak Efektif karena Penerapannya Setengah Hati
Petugas gabungan menegur penjaga tempat hiburan yang melanggar jam malam saat razia di PPKM di Palangkaraya, Kalteng, Sabtu (30/1).(ANTARA/Makna Zaezar)

PENERAPAN pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di seluruh daerah dinilai kurang efektif. Pasalnya, penerapannya setengah hati atau tidak dilaksanakan secara tegas. Karena itulah dibutuhkan pendekatan yang lebih tegas dan konsisten.

Ahli Epidemiologi Lapangan Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah Yudhi Wibowo mengatakan kebijakan PPKM ternyata belum mampu menurunkan kasus covid-19. Yang terjadi justru sebaliknya, angka covid-19 terus naik.

"Sebab, PPKM bersifat kompromistis atau setengah hati. Sebab, belum seluruh daerah menerapkan secara konsisten dan tegas. Akibatnya, justru kasus mengalami lonjakan," kata Yudhi dalam keterangan tertulis, Senin (1/2).

Baca juga: DPR Minta Pemerintah Kaji Ulang Libur Panjang Imlek dan Idul Fitri

Dijelaskan oleh Yudhi, meski mobilitas mengalami penurunan, kenyataannya kasus meningkat. Hal itu berarti transmisi di tingkat lokal yang tinggi.

Karena itu, dibutuhkan koordinasi dan keterpaduan penanganan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan.

"Kebijakan ini berskala nasional dan harus komprehensif, konsisten dan tegas. Di sisi lain, masyarakat diberdayakan untuk secara aktif dilibatkan dalam menanggulangi covid-19," ujarnya.

Yudhi mengatakan masyarakat tidak hanya melaksanakan 3 M, melainkan 5 M yakni mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.

"Jika pendekatan secara persuasif dirasa belum cukup, dapat dilakukan dengan tindakan tegas sebagai upaya mendisiplinkan masyarakat. Disiplin itu sangat penting karena telah terjadi penularan di tingkat lokal," tegasnya.

Menurutnya, upaya pencegahan dan penanggulangan covid-19 harus dilakukan secara serius dan agresif.

"Yang tidak kalah penting adalah meningkatkan kapasitas test dan tracing serta meningkatkan kapasitas ketersediaan tempat tidur, ruang isolasi, ICU dan obat-obatam sesuai standar WHO," pungkasnya. (OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya