Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Menjaga Pari di Timur Indonesia

Putri Rosmalia Oktaviani
07/1/2021 04:35
Menjaga Pari di Timur Indonesia
Pari gergaji hidup di dasar perairan dan umumnya ditemukan di sungai atau wilayah estuari.(DAVID MORGAN)

DUNIA konservasi mungkin masih sangat asing di telinga anak-anak muda kebanyakan. Tak banyak yang paham bahwa Indonesia sangat butuh lebih banyak orang yang mau terjun dalam upaya-upaya pelestarian alam.

Hal itu disadari Sihar Aditia Benrid Silalahi atau yang akrab disapa Sihar. Pemuda kelahiran Medan itu memutuskan fokus berkecimpung di dunia konservasi sejak masih duduk di bangku kuliah. “Dulu aku itu awalnya dari menonton film dokumenter soal kerusakan terumbu karang, dari sana aku berpikir ekosistem laut sangat indah dan bermanfaat dan aku mau ikut terlibat melestarikannya,” ujar Sihar, ketika dihubungi Media Indonesia, Senin, (4/12).

Sihar mengatakan langkah awalnya terjun ke kegiatan konservasi laut ialah dengan mengikuti gerakan peletarian pari manta di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Ia aktif di upaya peletarian hewan laut tersebut saat masih duduk di semester akhir perkuliahan sekitar tahun 2018-2019. “Jadi di sana aku mulai berkenalan dengan dunia koservasi ekosistem laut, khususnya pari. Dari sana aku mulai mencoba mengembangkan upaya dan gerakanku menjadi lebih fokus dan bergerak mandiri,” ujar Sihar.

Pada 2019 ia mulai menyusun rencana penelitian dan upaya konservasi pari gergaji atau sawfish yang berada di Papua, khususnya di Merauke dan Sentani. Ia akhirnya mendirikan Sawfish Project Indonesia bersama beberapa anggota tim dari alumni Institut Pertanian Bogor (IPB). Gerakan tersebut fokus pada penelitian dan upaya konservasi pari gergaji di Papua, khususnya Merauke dan Sentani.

Pari gergaji merupakan jenis ikan bertulang rawan dengan ciri khas moncong memanjang, morfologi tulang yang bergerigi di sampingnya menyerupai gergaji. Pari gergaji kerap disebut sebagai hiu karena bentuk tubuhnya yang memang menyerupai hiu.

Pada awal 2020, Sawfish Project Indonesia mendapatkan penghargaan dan pendanaan dari konsorsium lembaga-lembaga nirlaba konservasi internasional, CLP Future Conservationist Awards 2020. Sawfish Project Indonesia merupakan satu-satunya rencana kegiatan konservasi dari Indonesia yang berhasil memenangkan penghargaan CLP di tahun 2020 dan menjadi satu dari empat yang terpilih dari kawasan Asia dan Pasifik. “Jadi kami mencari pendanaan mandiri dan mencari dana hibah untuk mendukung project ini,” ujarnya.

Dijelaskan Sihar, pari gergaji merupakan salah satu jenis pari yang sangat khas di Merauke dan Sentani. Masyarakat lokal akrab menyebutnya dengan nama hiu sentani. Namun, seiring perjalanan waktu, pari gergaji sudah tidak pernah terlihat di perairan itu. Bahkan beberapa organisasi pemerhati lingkungan internasional telah menyatakan pari gergaji telah punah dari perairan Indonesia.“Banyak klaim dari peneliti luar yang mengatakan sawfish ini sudah punah di Indonesia karena memang secara global sudah semakin langka dan dinobatkan sebagai ikan yang paling terancam punah dari semua kelompok hiu dan pari,” ujarnya.

Dari pemerintah Indonesia, data yang dimiliki hanya bedasarkan hasil wawancara atau penuturan nelayan yang mengaku pernah melihat atau menangkap pari gergaji. Setidaknya dalam lima tahun terakhir, tak ada data konkret mengenai kondisi, keberadaan, hingga populasi pari gergaji di Merauke. Padahal di berbagai negara lain, upa­ya konservasi pari gergaji dilakukan sangat serius. “Ini yang kami kerjakan, memastikan di mana saja pari gergaji ini berada dan bagaimana populasinya agar ke depan upaya konservasinya bisa dilakukan dengan baik,” ujar Sihar.

Menurut Sihar harus ada pihak yang membuktikan secara akademis pari gergaji masih eksis di perairan Indonesia. Dengan begitu upaya konservasi bisa dilakukan lebih serius oleh berbagai pihak. Karena jenis ikan itu merupakan salah satu yang paling terancam punah dari semua spesies hiu dan pari.

Program-program yang dilakukan Sawfish Project Indonesia dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu sosial dan sains. Pendekatan sosial dilakukan dengan survei nelayan harian untuk melihat di wilayah mana pari gergaji biasa tertangkap, sosialisasi ke sekolah dan perguruan tinggi di Merauke dan program-program pelatihan bagi nelayan lokal.

Sementara itu, pendekatan sains yang dilakukan ialah pemasangan penanda satelit untuk melihat pergerakan dan mengetahui habitat kritis dari pari gergaji. Selian itu juga dilakukan metode aplikasi environmental DNA (eDNA) untuk mendeteksi dan memperkirakan kelimpahan relatif pari gergaji di perairan Merauke. “Jadi metode yang kami gunakan ialah melakukan denah lingkungan dengan mengambil sampel air di beberapa titik di sana dan menelitinya untuk bisa mengetahui apakah ada sawfish di perairan itu tanpa perlu melihat langsung keberadaan sawfsih. Akan bisa langsung mengestimasi kelimpahan relatifnya berdasarkan populasi ikan pelagis (mangsa pari gergaji),” ujar Sihar.

Ia berharap hasil penelitiannya nanti dapat bermanfaat dalam upa­ya konservasi pari gergaji yang lebih masif di Indonesia. Tidak hanya dari pemerintah Indonesia, tetapi juga dari berbagai organisasi internasional. “Karena selama ini Indonesia belum dijadikan sebagai prioritas kawasan untuk pelestarian pari gergaji oleh kalangan internasional karena memang belum ada datanya yang komprehensif. Setelah penelitian ini saya harap itu bisa berubah,” ujarnya.

Saat ini, selain meneliti untuk mengetahui kondisi pari gergaji, Sawfish Project Indonesia juga tengah fokus mendampingi dan mengedukasi para pemuda di Me­rau­ke mengenai upaya konservasi laut. Tujuannya ialah membentuk kader konservasi, khususnya dari kalangan mahasiswa dan pemuda asli daerah. “Kami sudah memulai kelas dan training tentang upaya-upaya konservasi. Training virtual juga akan dilakukan untuk menambah jangkauan dan intensitas,” ujarnya.

Ia mengatakan edukasi akan terus dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya pelestari­an laut, khususnya pari gergaji di Merauke dan Sentani dilakukan. “Karena dari segi budaya pari gergaji ini sejak dulu oleh warga lokal dan nasional lebih dikenal dengan nama hiu sentani.
Itu karena pada beberapa dekade lalu sangat banyak jenis ikan itu di perairan Papua. Jadi dari segi budaya itu harusnya jadi salah satu spesies yang membanggakan orang Papua,” tuturnya.

Kendala dana

Dalam menjalankan upaya itu, Sihar mengatakan terdapat beberapa tantangan yang harus dikalahkan. Salah satunya dari sisi dukungan dan pendanaan. Karena itu, ia dan tim dari Sawfish Project Indonesia terus berupaya agar mendapatkan pendanaan atau hibah dari berbagai pihak yang mau mendukung upaya konservasi.

Selain berkegiatan di Sawfish Project Indonesia, Sihar juga aktif melakukan edukasi dan literasi terkait konservasi laut melalui wadah lain, yakni komunitas Maritim Muda. Ia mengatakan bersama dengan tim dari Maritim Muda terus melakukan literasi mengenai pentingnya pelestarian lautan Indonesia yang saat ini sudah semakin terpuruk ekosistemnya.

“Kami mengedukasi sesama kalangan muda lain agar setidaknya tahu dan sadar bahwa pelestarian lingkungan harus dilakukan bersama-sama,” tutup Sihar. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya