Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KETERTIBAN masyarakat untuk tidak berkerumun perlu dilanjutkan, dan bisa menjadi modal sosial ke depan. Regulasi yang menghimbau masyarakat untuk tidak berkerumun pada perayaan tahun baru perlu dilanjutkan di semua wilayah di Indonesia.
Dengan minimnya kerumunan seperti malam tahun baru, hal tersebut bisa menjadi modal sosial untuk tetap mempertahankan ketertiban pada masa mendatang di tahun kedua pandemi ini.
Pengamat sosial (atribusinya minta disebut ini) Devie Rahmawati menyebutkan keberhasilan penertiban masyarakat pada malam tahun baru merupakan keberhasilan pemerintah pusat dalam memberikan regulasi isolasi yang dibarengi dengan sosialisasi dan proteksi dengan menurunkan aparat turun ke bawah.
Meski sebenarnya hal tersebut juga sudah didengungkan sejak awal pandemi pada Maret silam, tetapi adanya inkonsistensi dan perbedaan di tiap daerah menjadikan belum ada kemajuan signifikan. Sebab itu, yang terjadi pada malam tahun baru lalu, bisa dijadikan sebagai modal empirik untuk tetap menjaga ketertiban masyarakat dari kerumunan.
Baca juga: Perayaan Tahun Baru Tanpa Kerumunan Diapresiasi
“Keberhasilan pelaksanaan malam tahun baru kemarin jadi satu model yang bisa membuat semua pemerintah optimistis. Kalau pemerintah lakukan itu, pasti masyarakat mau tidak mau akan mengikuti. Mudah-mudahan jadi modal sosial dan sejarah bahwa itu bisa dilakukan,” kata Devie, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat, (1/1).
Dalam pengamatannya, memang pemerintah di seluruh dunia masih mencari formulasi terbaik dalam menangani pandemi ini. Namun, setidaknya dengan adanya pengalaman tadi, bisa menjadi modal untuk pemerintah dalam menerapkan aturan yang kuat untuk meneruskan. “Sudah ada best practice, berdasarkan pengalaman empirik.”
Devie juga menilai, tarik-ulur dalam keputusan kebijakan pelonggaran pembatasan sosial menurutnya karena pemerintah melihat dari angka kasus saat sedang tinggi dan rendah. Sebab itu, untuk mengetatkan aturan terhadap masyarakat juga perlu dengan yang disebutnya demonstrasi visual.
“Saya percaya, dengan apa pun regulasi pemerintah masyarakat sudah siap. Tapi penglihatan menjadi penting. Demonstrasi visual harus ada untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu yang berbeda, gawat darurat. Salah satunya dengan hadirnya aparat di lapangan.” (OL-4)
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved