Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Libur Panjang jadi Pemicu Melonjaknya Kasus Covid-19

Atalya Puspa
25/12/2020 17:03
Libur Panjang jadi Pemicu Melonjaknya Kasus Covid-19
Arus lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek saat libur natal 2020(Mi/Andri Widiyanto)

MOMEN libur panjang dan semakin menurunnya kepatuhan pada protokol kesehatan menjadi pemicu melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia.

Pada Jumat (25/12), Kementerian Kesehatan mengonfirmasi adanya 7.259 kasus baru infeksi Covid-19, sehingga di Indonesia kini tercatat ada 570.304 kasus Covid-19. Dari jumlah infeksi tersebut, sebanyak 370.301 pasien dinyatakan sembuh setelah ada penambahan pasien Covid-19 sembuh sebesar 6.324 pasien. Sementara data pasien Covid-19 meninggal dunia tercatat bertambah 256 pasien, sehingga totolnya 20.847 pasein.

Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 50.393 dan total akumulasi yang telah diuji menjadi 6.917.028.

Adapun uji pemeriksaan tersebut dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 385 laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 83 laboratorium dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 42 laboratorium.

"Dapat disimpulkan, dalam setiap kenaikan kasus aktif selalu diiringi oleh kenaikan persentase daerah yang tidak patuh protokol kesehatan. Dan selalu berawal dari even libur panjang," kata Wiku Adisasmito, juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19.

Dari grafik perkembangan, pada periode Maret - Juli 2020, kasus aktif meningkat dari 1.107 kasus menjadi 37.342 kasus. Peningkatan pada periode ini membutuhkan waktu selama 4 bulan. Pada periode ini juga, peningkatan kasus aktif dibarengi dengan peningkatan testing Covid-19 secara mingguan hingga 50 persen. Dan periode ini juga terdapat masa libur panjang Idul Fitri tanggal 22 - 25 Mei 2020.

Pada periode selanjutnya, Agustus - Oktober, kasus aktif meningkat dari 39.354 menjadi 66.578 kasus. Peningkatan ini terlihat hanya dalam waktu 2 bulan. Testing mingguan periode ini juga meningkat 40 persen, dan persentase daerah yang tidak patuh protokol kesehatan juga meningkat, dari 28,57 persen menjadi 37,12 persen. Pada periode ini juga terjadi libur panjang di tanggal 17, 20 - 23 Agustus 2020.

Baca juga : Menkes Prioritaskan Penambahan Tempat Tidur di Rumah Sakit

"Kenaikan tertinggi dalam waktu yang tersingkat, terjadi pada periode bulan November hingga Desember ini. Kasus aktif meningkat dua kali lipat dari 54.804 kasus, menjadi 103.239 kasus hanya dalam waktu satu bulan," Wiku merincikan.

Bahkan kenaikan kasus aktif ini, malah dibarengi dengan peningkatan testing yang lebih rendah dari sebelumnya yakni 40 persen. Sedangkan persentase daerah yang tidak patuh protokol kesehatan juga meningkat 48,01 persen. Pada periode ini juga terdapat masa libur panjang di tanggal 28 Oktober hingga 1 November 2020.

Saat ini, kata Wiku, meskipun angka testing mingguan meningkat, tetapi tidak dibarengi dengan penurunan kasus aktif. Seharusnya meskipun testing meningkat, angka kasus aktif harus terus menurun. Hal ini menunjukkan, kondisi saat ini masih tingginya laju penularan sehingga masih banyak kasus baru yang ditemukan dari hasil pemeriksaan.

Selain itu, situasi seperti ini menunjukkan bahwa masyarakat masih ceroboh. Sehingga mereka membahayakan diri sendiri dan orang lain di tengah pandemi yang belum berakhir ini.

Momentum libur Natal dan Tahun Baru 2021 yang sedang berjalan ini, harusnya dapat dijadikan pembuktian bagi masyarakat untuk dapat berjalan dari pengalaman burukbyang sudah terjadi pada masa libur panjang sebelumnya. Dengan mendukung upaya pemerintah dalam menekan laju kasus dan menurunkan angka kasus aktif.

"Mari kita menjadi kelompok masyarakat yang berperan dalam menyelamatkan diri sendiri, dan orang terdekat yang kita cintai dengan memilih untuk tidak berpergian dan menghindari kerumunan," pesan Wiku. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik