Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PANDEMI Covid-19 secara signifikan membuat perekonomian Indonesia mengalami pukulan dan mengguncang berbagai sektor terlebih usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) termasuk sektor perikanan budidaya. Di awal pandemi, permintaan ikan budidaya mengalami penurunan hingga 20% karena lesunya permintaan pasar serta dan akses untuk berpindah ke pasar online yang belum maksimal.
Hal itu disadari eFishery, salah satu startup akuakultur terbesar di Indonesia. Menurut Co-founder dan CEO eFishery, Gibran Huzaifah masalah yang dihadapi para pembudidaya ikan makin meningkat di tengah pandemi Covid-19.
"Kami melihat pembudi daya ikan mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal usaha, terbatasnya pakan yang tersedia di retailer, serta kendala dalam penyaluran hasil. Untuk membantu mereka, kini kami secara agresif mengoptimalkan lini bisnis lain selain eFishery Feeder yaitu eFishery Fund untuk akses pendanaan, eFishery Feed untuk penyediaan pakan, dan eFishery Fresh untuk pendistribusian produk hasil budidaya," jelasnya, Selasa (22/12).
Dijelaskan Gibran melalui berbagai program yang dijalankan pihaknya, pembudidaya ikan akan mendapatkan banyak manfaat. Misalnya, program Kabayang (Kasih Bayar Nanti) di fitur eFishery Fund, bisa dimanfaatkan pembudidaya ikan untuk memperoleh produk eFishery seperti eFishery Feeder dan pakan ikan.
Menurut Gibran, eFishery Fund memberikan akses dan menghubungkan pembudidaya ikan secara langsung dengan institusi keuangan. Tahun ini, jelas Gibran, pihaknya telah bekerja sama dengan berbagai institusi keuangan.
Melalui program ini, pembudidaya memiliki fleksibilitas dalam pengembalian pinjama. Skema ini banyak membantu pembudidaya yang usahanya nyaris tutup akibat pandemi.
"Kalau tidak ada Kabayan, usaha budidaya saya sudah tutup saat pandemi karena kehabisan modal,” ungkap Baban, pembudidaya ikan nila asal Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Hal lain yang dijalankan eFishery Program Tarik Ikan. Dalam program ini, eFishery menampung ikan hasil panen dan mengolahnya menjadi produk beku. "Dengan demikian, hasil panen dapat disimpan lebih lama sehingga mengurangi risiko terbuangnya hasil panen,” jelas Gibran.
Di bidang sosial tahun ini eFishery meluncurkan gerakan BerIkan untuk Indonesia (Beri Ikan untuk Indonesia) bekerja sama dengan WeCareId, Aksi Cepat Tanggap (ACT), dan Shafira Foundation. Gerakan ini bertujuan membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 dengan memberikan paket bahan makanan berprotein tinggi berupa ikan segar yang diambil langsung dari pembudidaya. (RO/R-1)
MGM Bosco Logistics meresmikan fasilitas cold storage guna memperkuat infrastruktur logistik dan memastikan kualitas produk perikanan.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjalin kemitraan strategis dengan Pemerintah Provinsi Fujian, Tiongkok, guna memperkuat sektor kelautan, perikanan, dan mitigasi bencana kemaritima
DATA Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan total luas terumbu karang di Indonesia mencapai 2,5 juta hektar. Namun, sekitar 70% atau 1,75 juta hektar dalam kondisi rusak
Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) menyatakan kesiapan untuk mengimplementasikan Global Quality and Standard Programme (GQSP) Indonesia Fase 2.
Untuk tahun ini, Dinas Perikanan Batam menargetkan ekspor ikan ke Singapura sebesar 5.500 ton dengan nilai mencapai Rp250 miliar.
Melalui perjanjian ini, diharapkan kondisi kerja awak kapal perikanan migran Indonesia di Taiwan dapat semakin membaik.
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved