Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
SEJAK 2019, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menetapkan kata paling popular. Tahun ini, Badan Bahasa menetapkan kata 'Pandemi' sebagai Kata Tahun Ini (KTI) 2020.
Penetapan kata tersebut dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu daftar kata terpopuler menurut KBBI, kemunculan di Google Trends, penanda berbagai peristiwa, penggunaan kata dalam berbagai kalangan, dan keluasan distribusi bidang.
Kata pandemi merupakan kata yang tepat untuk dijadikan KTI 2020, baik dari segi popularitas, penggunaan, maupun distribusinya. Kata itu memiliki popularitas yang relatif tinggi sepanjang 2020 dengan distribusi penggunaan di berbagai daerah, bidang ilmu, dan pemangku kepentingan yang luas.
Baca juga: Jemaah dengan Komorbid Dilarang Umrah
“Kata yang dipilih sebagai KTI pada 2020 adalah kata pandemi yang bermakna wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas dengan kelas kata nomina. Kita juga telah mempertimbangkan dengan beberapa kriteria yang ada,” ungkap Kepala Badan Bahasa Endang Aminudin Aziz pada taklimat media di Jakarta, Kamis (17/12).
Pelaksana tugas (plt) Kepala Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Dora Amalia juga mengungkapkan bahwa terdapat beberapa kandidat yang dipertimbangkan selain pandemi.
“Kandidiat lainnya selain kata pandemi adalah ‘daring’, dengan daring juga merupakan kata yang paling disebut pada tahun ini. Tetapi kata ‘daring’ sudah terkenal sejak 2019 dan kurang menggambarkan keadaan tahun ini,” ujarnya.
Sebagai KTI, kata pandemi juga juga berpotensi tetap bertahan digunakan karena beberapa hal berikut, (1) penggunaan istilah pandemi covid-19 mencerminkan kondisi global sepanjang 2020 hingga waktu yang belum dapat ditentukan; (2) artikel jurnal dan berita terkait pandemi cukup banyak beredar di masyarakat; dan (3) penetapan berbagai kebijakan yang berdampak pada perekonomian, pariwisata, jam kerja, izin usaha, dan sistem pembelajaran. (RO/OL-1)
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Melonjaknya angka covid-19 di negara-negara tetangga perlu menjadi sinyal kewaspadaan yang bukan hanya harus direspons otoritas kesehatan tetapi juga masyarakat.
UPAYA pengendalian resistensi antimikroba (AMR) dibutuhkan untuk mencegah kemunculan berbagai penyakit berbahaya, termasuk yang bisa menimbulkan pandemi.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tim akademisi dari DRRC UI merilis buku yang membahas tentang risiko dari biological hazard dapat memberi pengaruh signifikan terhadap kesehatan masyarakat global.
Epidemiolog Masdalina Pane menjelaskan belum ada sinyal bahwa virus HKU5-CoV-2 menyebabkan wabah atau pandemi baru.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved