Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Masyarakat Diingatkan tidak Minum dari Galon yang Mengandung BPA

Mediaindonesia.com
16/12/2020 13:44
Masyarakat Diingatkan tidak Minum dari Galon yang Mengandung BPA
Darrel Fernando mengatakan perlu ketelitian dari ibu hamil agar kandungan BPA tidak terpapar ke janin.(Dok. Istimewa)

MASYARAKAT diminta tidak meminum air dari galon isi ulang yang mengandung unsur BPA (bisphenol A). Hal itu dilakukan untuk mengurangi resiko terpapar BPA.

Dokter spesialis anak Neonatologist dari Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Daulika Yusna, mengatakan kemasan makanan dan minuman atau galon yang mengandung BPA sangat berbahaya jika isinya dikonsumsi setiap hari dalam jangka waktu lama. 

Baca juga: Rentan Tertular Covid-19, Edukasi pada Ibu Hamil Harus Intensif

"Dampak BPA tidak serta merta berefek tetapi berlangsung dalam jangka waktu lama. Contohnya pada gangguan hormon pada anak atau balita yang sedang tumbuh. Gangguan lainnya dapat memicu kanker jika BPA dikonsumsi terus-menerus," kata Daulika dalam keterangan yang diterima, Rabu (16/12/2020).

Sebelumnya, bahaya BPA juga menjadi benang merah dari webinar dengan tema Mengenal BPA dari Rumah. Selain Daulika, dokter spesialis kandungan dari Rumah Sakit Mayapada Kuningan, Darrel Fernando, juga menjadi pembicara di acara itu.

Hadir pula dalam webinar tersebut co-founder parentalk.id Nucha Bachri dan pakar teknologi pangan Azis Boing Sitanggang. 

Sementara itu, Darrel Fernando mengatakan perlu ketelitian dari ibu hamil agar kandungan BPA tidak terpapar ke janin. 

"Misalnya kode plastik no 7 (jenis plastik polykarbonat) yang perlu kita perhatikan dalam kemasan makanan kita karena kode plastik no 7 biasanya mengandung BPA," ujar Darrell. 

Baca juga: PMT Penting untuk Pemulihan Gizi Ibu Hamil dan Menyusui

Disebutkan pula cara yang pertama migrasi BPA ke makanan dari bahan pengemas yang kontak dengan minuman atau makanan. Kedua melalui debu, thermal paper, kosmetika dan lain lain.

"Kode plastik no 7 biasanya mengandung BPA. Meskipun bukan di level yang berbahaya, kalau bisa diihindari agar tidak terjadi akumulasi jangka panjang," tandas Darrel. (RO/A-3) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya