Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Semeru Erupsi, Warga Diminta Jauhi Radius 4 Km

Insi Nantika Jelita
01/12/2020 13:57
Semeru Erupsi, Warga Diminta Jauhi Radius 4 Km
Gunung Semeru mengalami erupsi pada Selasa (1/12) dini hari.(Antara)

PUSAT Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) meminta warga agar tidak berada di radius 4 kilometer (km) pascaerupsi Gunung Semeru, Jawa Timur.

Diketahui, Gunung Semeru dengan ketinggian 3676 mdpl meluncurkan awan panas guguran dari kubah puncak pada Selasa (1/1) dini hari. Jarak luncur berkisar 2-11 km ke arah Besok Kobokan di sektor tenggara dari puncak Semeru.

"ESDM merekomendasikan masyarakat tidak melakukan aktivitas dalam radius 1 km dan wilayah jarak 4 km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara,” jelas Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Publik Kementerian ESDM Agung Pribadi, Selasa (1/1).

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi

“Serta, mewaspadai awan panas guguran dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru," imbuhnya.

Pemerintah terus mengevaluasi rekomendasi tersebut untuk mengantisipasi gejala perubahan ancaman bahaya. Agung menjelaskan aktivitas Gunung Semeru berpusat di Kawah Jonggring Seloko, yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru. Kawah itu terbentuk sejak 1913.

Saat ini, status aktivitas vulkanik Gunung Semeru berada pada level II atau waspada. PVMBG melaporkan secara visual pada 1 Oktober-30 November 2020, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.

Baca juga: 550 Warga Mengungsi Saat Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas

Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu, dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, timur, selatan, barat daya dan barat. Suhu udara sekitar 19-32 derajat Celcius.

Dilaporkan, erupsi terjadi menerus dan menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu dengan tinggi maksimum 500 m dari atas kawah. Guguran batuan dari arah puncak terjadi tidak menerus sejak 19 Oktober 2020.

Pada 28 November, terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan. Itu diikuti kejadian awan panas guguran yang berasal dari ujung lidah lava, dengan jarak luncur maksimum 1 km ke sektor tenggara lereng. Pengamatan kegempaan menunjukkan kenaikkan jumlah gempa guguran dan beberapa kali awan panas guguran.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya