Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

CCAI Pasang Panel Surya di Atap Pabrik

RO/H-1
30/11/2020 04:45
CCAI Pasang Panel Surya di Atap Pabrik
Pekerja tengah mengecek panel surya di atas gedung, di Jakarta.(Ilustrasi/ANTARA FOTO/Reno Esnir)

KOMITMEN untuk menerapkan energi bersih dilakukan oleh PT Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) dengan memasang instalasi solar rooftop panel di atas pabrik dengan kapasitas 9,6 juta kwh per tahun atau 7.134 MWp pada masa puncak sinar Matahari.

Pembangunan instalasi yang menyedot investasi senilai Rp87 miliar ini berkontribusi mengurangi 8,9 juta emisi karbon setiap tahunnya dan sejalan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Kebijakan itu juga sebagai respons atas upaya pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% atau 314 juta ton karbondioksida pada 2030 secara mandiri atau 41% dengan bantuan internasional.

Upaya CCAI itu mendapat apresiasi dari Komisi VII DPR RI dalam kunjungan kerja spesifik pada Kamis, (26/11) di fasilitas produksi pabrik nasional CCAI Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat.

Baca juga : Libur Panjang dan Belanja Pemerintah Tingkatkan Peredaran Uang

“Instalasi solar panel CCAI ini bisa jadi contoh bagi industri lainnya di seluruh Indonesia. Khususnya pada wilayah Jawa Barat yang memunyai tantangan memiliki kebutuhan listrik paling tinggi dibandingkan daerah lainnya,” ujar Ketua Tim Kunjungan Komisi VII DPR RI Ramson Siagian.

Komisi VII DPR RI juga mendukung pengembangan energi baru terbarukan selaras dengan pembahasan yang akan dituangkan dalam UU Energi Baru Terbarukan.

Sebagai salah satu perusahaan minuman kemasan di Indonesia, Coca Cola Amatil Indonesia telah memasang atap panel surya terbesar di pabrik pembotolan di Asia Tenggara sejak awal 2019.

Public Affairs, Communication & Sustainability Director CCAI, Lucia Karina mengatakan pada 2020 perusahaan sudah memunyai komitmen untuk menggunakan setidaknya 60% kebutuhan energi dari energi terbarukan dan rendah karbon.

Usaha ini dilakukan sejak tahun 2017 melalui penggantian seluruh electricity dengan menggunakan LED dan mengonversi dari diesel ke gas alam, sehingga pada 2019 berhasil mencapai 53,3% energi yang digunakan dalam pengoperasian bersumber dari energi terbarukan atau rendah karbon. (RO/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya