Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Pendidikan Seni Budaya Ciptakan Jiwa Halus

Ardi Teristi Hardi
29/11/2020 06:00
Pendidikan Seni Budaya Ciptakan Jiwa Halus
Rektor UIN Sunan Kalijaga, Al Makin (berkaos biru) akan memasukkan seni budaya dalam kurikulum di UIN Sunan Kalijaga.(MI/Ardi Teristi Hardi)

REKTOR UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Prof Al Makin menyampaikan seni-budaya merupakan salah satu unsur utama yang harus dikembangkan dalam pendidikan. Termasuk pendidikan tinggi selain etika/akhlak/karakter building, kognitif, dan olahraga. Pada periode kepemimpinannya empat tahun ke depan, Prof Al Makin bertekad untuk mengembangkan empat pilar utama pendidikan tersebut dalam mendidik semua mahasiswa UIN Sunan Kalijaga.

"Seniman itu memiliki jiwa yang halus, memiliki spirit, rasa keindahan yang bisa membuat banyak orang bahagia, terhibur, maka perlu ditularkan ke banyak orang," papar Al Makin saat silaturahmi pimpinan UIN Sunan Kalijaga bersama para seniman, budayawan, dan kurator seni di UIN Sunan Kalijaga, Sabtu (28/11).

Dalam forum ini, pihaknya ingin mengenal lebih dalam para praktisi seni-budaya, para kurator, insan seni di Yogyakarta untuk memahami lebih dalam tentang jiwa seni agar mudah memasukkannya dalam kurikulum di UIN sunan Kalijaga. Di forum ini juga para pimpinan kampus UIN Sunan Kalijaga bersama para seniman dan kurator berdialog, melukis bersama, menari, juga menyanyi.

"Tujuannya, kami ingin mempromosikan seni sebagai salah satu pilar untuk dikembangkan dalam pendidikan dan juga untuk menghibur," kata dia.

Rakyat Indonesia, nilai dia, terlalu serius berpikir politik terus. Ia pun mengajak akademisi untuk juga berpikir yang indah-indah, baik lewat melukis, menari, menyanyi, yang menyatukan bangsa Indonesia.

"Dalam seni itu bisa menyatukan yang berbeda-beda. Dalam seni tidak akan ada yang bertanya agamanya apa, etnisnya apa, semua yang berbeda menyatu menikmati keindahan seni, hingga bisa melupakan konflik untuk bersatu membangun bangsa," kata dia.

Indonesia, kata Al Makin, juga memiliki kekayaan seni budaya yang luar biasa. Kalau itu bisa dikembangakan, seni-budaya akan bisa meredam konflik sekaligus menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang dikagumi dunia karena kekayaan seni budaya.

Para seniman, budayawan, dan kurator seni Jogja yang hadir di forum ini, antara lain Butet Kartaredjasa, Djoko Pekik, Kartika Affandi, M. Agus Burhan, Edi Sunaryo, Marwoto Kawer, Susilo Nugroho Den Baguse, Anusapati, Suwarno Wisetrotomo, Nasirun, Ivan Sagito, Budi Ubrux, Hari Budiono, Ong Hari Wahyu, Sigit Santosa, Bambang Herras, Yuswantoro Adi, Jumaldi Alfi,  Melodia, Pupuk DP, Wayan Cahya, Bambang Pramudiyanto, Kuss Indarto, Putu Sutawijaya, Made Mustika, Shri Krishna Encik, Yakobus Varame, Bambang Paningron, Erica Hestu Wahyuni, hingga Totok Buchori.

Ketua Senat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Siswanto Masruri mendukung  tekad Rektor UIN Sunan Kalijaga untuk mengembangkan seni budaya dalam kurikulum ke depan. Dengan seni-budaya, mahasiswa dapat mengasah jiwa manusia menjadi halus, lembut, dan peka sehingga dapat menangkal pemahaman keagamaan yang radikal.

Menyadur pemikiran Prof Mukti Ali, tokoh pluralisme dari kampus UIN Sunan Kalijaga ini mengatakan dengan ilmu hidup lebih mudah, dengan seni hidup menjadi indah, dan dengan agama hidup menjadi terarah. Oleh sebab itu, pendidikan di UIN Sunan Kalijaga hendaknya memadukan ketiganya.

Seniman sekaligus Rektor Institut Seni Indonesia Yogyakarta, M Agus Burhan menyambut baik ajakan Rektor UIN Sunan Kalijaga untuk membangun jejaring, menyatukan studi ke-Islaman dengan seni-budaya. 

"Menjadikan kampus UIN Sunan Kalijaga sebagai rumah bersama yang tidak memandang latar belakang agama, etnik, dan golongan," kata dia.

Mengutip penyair Muhammad Iqbal, Agus menyampaikan, etos kesenian tidak terbatas. 

"Dengan mengasah jiwa manusia melalui karya seni, justru akan memperluas dan memperdalam kehidupan keberagamaan kita," kata Agus Burhan.

baca juga: Selaraskan Masyarakat Paham tentang Pandemi

Sementara itu, Butet Kartarejasa menyampaikan, untuk Indonesia yang sedang terancam keterbelahan karena politik identitas, yang dilakukan UIN inilah yang menunjukkan Islam yang sejuk, Islam yang egaliter, Islam yang  menghormati keberagaman. 

"UIN Sunan Kalijaga mempelopori. Saya kepengen Perguruan Tinggi Islam di Indonesia melakukan tindakan yang sama menyapa lintas iman, lintas disiplin. Agama yang bersentuhan dengan seni budaya itu agama yang Kaliurang banget, agama yang sejuk," pungkas Butet. (OL-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya