Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

MUI Teguhkan Islam Moderat

Faustinus Nua
28/11/2020 02:11
MUI Teguhkan Islam Moderat
Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Najamuddin Ramli.(MI/Susanto)

RAIS Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Miftachul Akhyar terpilih sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025 menggantikan Ma’ruf Amin dalam Munas X MUI yang berakhir kemarin.

Munas itu juga menghasilkan sejumlah fatwa soal haji dan penggunaan human diploid cell untuk bahan produksi obat dan vaksin.

Ma’ruf Amin selanjutnya didaulat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan. Amirsyah ditetapkan sebagai sekretaris jenderal menggantikan Anwar Abbas. Munas juga menetapkan sejumlah nama untuk menduduki posisi wakil ketua umum, yaitu Anwar Abbas, Marsyudi Suhud, dan Basri Bermanda.

KH Miftachul Akhyar mengatakan umat dan masyarakat menunggu kiprah MUI kepengurusan baru untuk menghadapi berbagai tantangan keumatan. ‘’Umat sedang menunggu apa langkah kita,’’ kata Miftach, kemarin.

Ia mengatakan menjadi ketua umum bukan berarti lebih baik dari figur lainnya. Pimpinan tertinggi MUI juga merupakan amanah yang besar sekaligus memikul beban yang berat.

Miftach mengatakan salah satu tantangan umat yang harus diatasi ialah di era teknologi saat ini terjadi banyak ketidakpastian.

Ketidakpastian, kata dia, memicu umat berada di tengah kegamangan tujuan hidup sebagaimana diramalkan Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah menyebut ketidakpastian juga menjadi penanda datangnya kiamat.

‘’Rasulullah pernah menyatakan, hari itu sudah diramalkan Rasulullah, kiamat belum diselenggarakan sebagai penutup kehidupan dunia, sampai suatu masa seseorang tidak tahu motivasi apa kehidupannya, apa penggeraknya, apa penyebabnya,’’ kata dia.

Miftach mengatakan Rasulullah menyebut zaman ketidakpastian itu terjadi gonjang-ganjing dengan menipisnya batas kebenaran dan kebatilan, tidak ada upaya masyarakat mengklarifikasi isu, hoaks bertebaran, fitnah dianggap sunah, dan lainnya.

‘’Maka sangat berat tugas ulama. Sungguh mulia tugas yang mewarisi (Nabi Muhammad) dan diwarisi (ulama),’’ tegasnya.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta MUI harus teguh dalam menjaga cara berpikir dan bertindak umat Islam yang moderat, tidak berlebihan, tidak berlaku masa bodoh, serta tidak kaku dan tidak permisif.

‘’Komitmen untuk tetap menjadikan Islam wasathiyah sebagai cara berpikir, bersikap, dan bertindak, harus tetap menjadi pedoman dalam setiap kiprah MUI di masa yang akan datang,’’ kata Ma’ruf Amin.

 

 

 

Kesejukan beragama

Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan pengurus baru MUI harus mampu menjaga netralitas, independensi, dan integritas kelembagaannya.

‘’Baik untuk kerja-kerja sosial keumatan di dalam negeri maupun di luar negeri,’’ katanya.

Sosiolog Universitas Gadjah Madah (UGM) Sunyoto Usman mengatakan, dengan terpilihnya ketua dan kepengurusan yang baru, MUI bisa menyelesaikan sejumlah pekerjaan rumahnya dan menciptakan kesejukan dalam beragama. Secara khusus, terkait komunikasi dakwah. Derivasi doktrin Islam tentang amar makruf nahi mungkar masih terjadi pemahaman yang beragam.

“Dalam memahami nahi mungkar misalnya, seharusnya tidak menimbulkan kesan ada kekerasan sebab tidak efektif karena bisa menimbulkan perlawanan yang memicu konflik. MUI harus bisa menciptakan kesejukan, baik dalam amar makruf maupun dalam nahi mungkar. Tentu tidak mudah,” katanya, kemarin.

Munas, kata dia, berusaha menempatkan fi gur ketua umum yang di satu sisi diakui oleh tokoh-tokoh organisasi Islam yang lain seperti Muhammadiyah, dan di sisi lain memperoleh dukungan umat yang besar seperti NU. (Che/Ant/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya