Perjalanan Demi Ibu Bumi sejauh 1.300 Kilometer

Mediaindonesia.com
24/11/2020 17:05
Perjalanan Demi Ibu Bumi sejauh 1.300 Kilometer
Pengolahan sampah plastik dengan metode pyrolysis menjadi bahan bakar solar dan bensin(DOK. Get Plastic)

PERJALANAN ramah lingkungan telah dilakukan Get Plastic Indonesia pada 2018 dengan menginisiasi menggunakan bahan bakar solar dan bensin yang diperoleh dari pengolahan sampah plastik dengan metode pyrolysis. 

Perjalanan menggunakan sepeda motor vespa tersebut menjadi perjalanan terjauh menggunakan bahan bakar sampah plastik. Get Plastic sebagai inisiator perjalanan ramah lingkungan tersebut berhasil mencetak Rekor Muri dengan perjalanan total sejauh 1.200 kilometer.

Melanjutkan keberhasilan perjalanan ramah lingkungan (sustainable tour) yang digagas oleh Get Plastic pada tahun 2018, kini inisiasi perjalanan tersebut dilanjutkan dengan menggagas sebuah perjalanan yang lebih panjang bertajuk Demi Ibu Bumi. Demi Ibu Bumi adalah perjalanan ramah lingkungan yang diinisiasi untuk merespon permasalahan-permasalahan lingkungan yang melukai alam (Ibu Bumi).

Untuk menguji kelayakan dan ketahanan bahan bakar pada tanggal 26-30 November 2020 Get Plastic akan melakukan perjalanan dari Bali-Jakarta. Perjalanan ini dilakukan dengan mengendarai satu mobil yang nantinya akan diisi dengan bahan bakar dari sampah plastik yang sudah diolah.

Perjalanan yang dilakukan juga dibarengi dengan kunjungan Get Plastic ke wilayah-wilayah yang sempat mereka dampingi. Dengan melibatkan beberapa pemuda yang tergabung dalam Get Plastic, mereka juga akan mengisi perjalanan dengan melakukan workshop pengelolaan sampah plastik dengan mesin yang mereka kembangkan secara mandiri. Hal tersebut dilakukan untuk merespon permasalahan sampah yang sedang kita hadapi hari-hari ini.

Perjalanan uji kelayakan (test drive) ini akan menyasar beberapa titik di Indonesia, seperti Desa Pacung, Singaraja, Desa Cluring, Banyuwangi, dan Jakarta. 

Apa yang dilakukan Get Plastic menjadi cerminan dan bentuk tanggung jawab manusia terhadap alam. Di tengah krisis iklim, pandemi, dan juga permasalahan sampah yang tengah kita hadapi bersama, perjalanan ramah lingkungan ini menjadi pengingat bahwa sudah sepatutnya manusia memikirkan kembali apa yang telah mereka berikan pada Ibu Bumi. (RO/R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Agus Triwibowo
Berita Lainnya