Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Angin Kencang Terjang Dompu, Banjir dan Longsor Landa Jambi

Zubaedah Hanum
23/11/2020 10:55
Angin Kencang Terjang Dompu, Banjir dan Longsor Landa Jambi
Imbas bencana tanah longsor di Kabupaten Dompu, NTB, pada Minggu (22/11) sore.(BPBD Nusa Tenggara Barat.)

SATU hari setelah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan cuaca ekstrem selama sepekan ke depan, tiga peristiwa bencana melanda dua daerah, pada Minggu (22/11).

Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) menyebutkan, cuaca ekstrem telah menyebabkan bencana banjir yang disertai longsoran di tiga kecamatan di Kabupaten Bungo, Jambi.

"Ketiga kecamatan terdampak yaitu Kecamatan Mukomuko Bathin VII, Rantau Pandan dan Bathin III Ulu," kata Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Senin (23/11).

Banjir dan longsor menyebabkan sejumlah kerusakan seperti 7 tiang listrik longsor dan 13 titik jalan tertimbun longsor. Saat kejadian tinggi muka air antara 30 – 80 cm. Namun demikian air telah surut pada hari itu juga pukul 16.15 WIB.

BPBD Kabupaten Bungo menginformasikan sebanyak 2.483 jiwa di tiga kecamatan tersebut terdampak. Warga hingga saat ini masih dibantu petugas membersihkan material longsor yang terbawa banjir.

"Dinas PU setempat mengerahkan alat berat untuk membersihkan material yang menimpa jalan. Di samping itu, Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Bungo memberikan penanganan darurat kepada warga yang terdampak banjir," terang Raditya.

Selain Jambi, cuaca ekstrem juga memicu munculnya angin puting beliung di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Minggu (22/11) sore. Sedikitnya 45 rumah rusak karena itu. Pascakejadian, masyarakat di NTB diimbau untuk tetap waspada dan siaga dalam sepekan ke depan.

Pada 21 November 2020, BMKG memperingatkan adanya potensi cuaca ekstrem yang akan berlangsung hingga 27 November 2020, dipicu adanya sirkulasi siklonik terpantau di Samudera Hindia barat Bengkulu dan di Laut Jawa selatan Kalimantan. Keadaan ini membentuk daerah pertemuan atau  perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di perairan utara Aceh, mulai dari Sumatera Utara hingga perairan barat Bengkulu, di Selat Karimata bagian utara, Papua bagian barat hingga Maluku bagian selatan, serta dari Kalimantan Tengah hingga Selat Karimata bagian selatan.

“Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, Sabtu (21/11).

Lebih lanjut, Guswanto menyampaikan, kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam sepekan ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

“Kondisi tersebut diperkuat oleh aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby Ekuatorial di wilayah Indonesia dalam periode sepekan ke depan hingga 27 November 2020,” tambahnya.

Berdasarkan analisis cuaca, BMKG memprakirakan dalam periode waktu tersebut potensi cuaca ekstrem dan curah hujan berintensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang.

Daerah yang perlu mewaspadainya ialah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat dan Papua.

"Menyikapi potensi bahaya yang dapat berujung pada bencana, BNPB selalu mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga. Kesiapsiagaan dibutuhkan diri sendiri dan keluarga untuk mengantisipasi dan meminimalkan dampak bencana. Berbagai upaya kesiapsiagaan dapat dilakukan setiap individu, misalnya dengan melihat aplikasi Info BMKG untuk melihat potensi cuaca, Cekposisi dengan platform Google Maps untuk bahaya terkait erupsi Gunung Merapi atau pun Agung, atau pun dengan sumber informasi resmi lainnya," tegas Raditya. (H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya