Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pemerintah Hadir untuk Kelompok Marginal

ATALYA PUSPA
22/11/2020 05:40
Pemerintah Hadir untuk Kelompok Marginal
FGD dengan tema Kelompok marginal dalam perangkap pandemi covid-19, di Jakarta, kemarin.(MI/AGUS MULYAWAN )

PANDEMI covid-19 ternyata ikut berdampak terhadap masyarakat bawah. Berdasarkan kajian dari The SMERU Research Institute (SMERU), diproyeksikan tingkat kemiskinan akan naik menjadi 12,4% dengan pertambahan 8,5 juta orang miskin baru karena pandemi.“Covid-19 berisiko menambah kompleksitas kemiskinan. Ini karena tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama dalam mengelola tekanan karena berbagai keterbatasan,” kata Kepala Lembaga Departemen Penelitian The SMERU Research Institute, Rendy A Diningrat dalam focus group discussion yang diselenggarakan Media Indonesia, kemarin

Merespons hal itu, Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengungkapkan, pemerintah berupaya untuk hadir bagi masyarakat marginal yang  terdampak covid-19. Masyarakat marginal itu, antara lain masyarakat miskin, gelandangan dan pengemis, pemulung, buruh, pekerja anak, penyandang disabilitas, pengidap HIV/AIDS, korban perdagangan manusia, dan masyarakat adat.

“Pemerintah berusaha untuk hadir dalam melaksanakan kewajibannya dengan sejumlah program prioritas nasional di bidang kesehatan, UMKM, pem biayaan korporasi, insentif usaha, bahkan yang sifatnya sektoral yang dilakukan pemerintah daerah,” tutur Harry.

Secara terperinci, Harry menjabarkan pemerintah telah menggelontorkan dana Rp87,55 triliun untuk penanganan kesehatan, Rp203,5 triliun untuk perlindungan sosial, Rp106,11 triliun untuk penanganan tingkat sektor dan pemda, Rp123,46 triliun untuk UMKM, Rp53,7 triliun untuk pembiayaan korporasi, dan Rp120,61 triliun untuk insentif usaha. Pemerintah juga melakukan pendekatan khusus, seperti penyediaan temporary shelter, penanganan berbasis keluarga dan komunitas, serta penanganan berbasis panti/balai rehabilitasi sosial.

“Program yang khusus pada warga yang terdampak sebagai upaya memberikan perhatian khusus pada kelompok miskin, rentan, dan marginal untuk bisa bertahan hidup dalam situasi pandemi,” jelasnya.


Tiga kegiatan


Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta Prayitno meng ungkapkan, pihaknya telah melakukan tiga kegiatan untuk menopang kaum marginal, yaitu bantuan kebutuhan dasar bagi lansia dan disabilitas, bantuan masyarakat marginal yang terdampak covid-19, dan bantuan masyarakat marginal yang berbasis selter.

Saat ini 77.168 lansia yang terdaftar dalam DTKS di wilayah Jakarta mendapatkan bantuan tunai Rp600 ribu setiap bulannya. “Kalau dihitung, satu hari setiap lansia mendapatkan bantuan Rp20 ribu. Ini diharapkan bisa membantu dampak pandemi covid-19 di kalangan lansia. Selain itu, lansia juga gratis naik Trans-Jakarta dan Jak Lingko serta gratis masuk tempat rekreasi di Jakarta,” bebernya.

Selain lansia, sebanyak 11.422 penyandang disabilitas di wilayah Jakarta mendapatkan bantuan tunai sebesar Rp300 ribu setiap bulannya.

Terdapat pula bantuan penampungan sementara yang selama pandemi telah menampung sebanyak 4.206 kaum marginal yang terdampak covid-19. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya