Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Bersinergi Tangani Limbah Medis

Atalya Puspa
14/11/2020 04:00
Bersinergi Tangani Limbah Medis
Petugas bersiap melakukan proses pembakaran limbah medis dengan menggunakan mesin incinerator.(ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)

SAMPAI 15 Oktober 2020, berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdapat 1.662,75 ton limbah medis covid-19 yang dihimpun dari 34 provinsi di Indonesia.

Selama masa pandemi covid-19, limbah hasil fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) itu meningkat signifikan, yakni sekitar 30%-50%.

Karena itu, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuat komitmen dengan sejumlah kementerian/lembaga terkait penanganan limbah medis yang termasuk kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) tersebut.

“Dibutuhkan kolaborasi dan sinergi dari stakeholder terkait guna mewujudkan pengelolaan limbah yang terpadu serta aman dari segi lingkungan maupun manusia. Ada empat komitmen dan seruan yang disampaikan K/L dalam penanganan limbah medis secara nasional,” ujar Dirjen Kesehatan Masyarakat Kirana Pritasari dalam keterangan resminya, kemarin.

Pertama, lanjutnya, mendorong penerapan praktik pengelolaan limbah medis sesuai dengan persyaratan demi mencegah penyebaran covid-19 dan penyakit menular lainnya serta dampak B3 bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Komitmen kedua, tambah Kirana, memastikan semua fasyankes menyediakan sarana-prasarana dan peralatan sesuai standar dan kemampuan dengan dukungan pemerintah daerah agar pengelolaan limbah medis bisa terselenggara dengan baik dan benar.

“Ketiga, berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan seperti K/L, swasta, lembaga nonpemerintah, fasyankes, dan masyarakat sipil untuk bersamasama membina dan mengawasi secara berkesinambungan sesuai kewenangan masing-masing.”

Terakhir, katanya lagi, pemprov dan pemkab/pemkot agar berupaya mengembangkan pengelolaan limbah medis sesuai kemampuan dan kearifan lokal serta kondisi daerah dengan kewenangan masing-masing.

“Dengan pengelolaan limbah medis secara terpadu antar-stakeholder terkait, diharapkan dampak yang ditimbulkan dapat diminimalisasi serta biaya yang dikeluarkan semakin rendah. Kami mendorong agar semua pihak berbenah,” ujar Kirana. (Ata/X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya