Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
EKSPEDISI Bakti untuk Negeri di Kalimantan tiba di Pontianak, Kalimantan Barat. Di sini, tim ekspedisi berkesempatan mengenal lebih jauh alat musik tradisional Suku Dayak, sape, serta bagaimana alat musik itu lebih dikenal masyarakat berkat jaringan internet.
Alat musik sape memiliki kemiripan dengan gitar dalam cara memainkannya, yakni dipetik. Namun, struktur bentuk keduanya agak berbeda karena sape tidak memiliki lengkungan di bagian badan (body) dan cenderung berbentuk persegi panjang.
“Dari segi nada, tuning sape berbeda dengan gitar. Kalau gitar ada kordnya. Dari permainan juga beda dengan gitar, kalau sape dominan main ke melodi. Jadi kita bermain di string paling bawah,” jelas seorang musisi sape, Ferinandus Lah atau akrab disapa Feri Sape.
Alat musik yang menghasilkan denting merdu ini memiliki sejarah turun temurun dalam Suku Dayak dan biasa dipakai untuk mengiringi tarian-tarian tradisional. Budayawan Aloysius Mering menyebut sape menjadi alat musik tradisional dari beberapa rumpun Suku Dayak.
“Yang paling terkenal itu di Suku Kayan. Ada satu (sape) yang lebih identik dengan etnis Kayan di Kalimantan Barat, yakni sape yang hanya ada dua senar dengan senar nilon,” katanya.
Jauh sebelum ada akses internet, alunan sape hanya dikenal lewat kalangan tertentu. Namun, setelah internet berkembang pesat, dentingan sape mulai terdengar ke pelosok negeri bahkan menembus mancanegara.
“Pada zaman modern sekarang kita bisa melihat sape ada di mana-mana dengan mengklik internet atau Youtube,” ujar Aloysius.
Menurut Kadiskominfo Kalimantan Barat Sukaliman, peran internet sangat besar pengaruhnya terhadap penyampaian pesan pendidikan budaya.
Menurutnya, pelestarian kebudayaan memang selayaknya disebarluaskan melalui media komunikasi.
Hal itu diamini Feri Kape. “Adanya internet memudahkan masyarakat khususnya generasi muda untuk mempublikasikan lewat media sosial. Itu sangat baik untuk masa sekarang,” tambahnya.
Ia juga menginginkan musik sape dibawakan dengan gaya keren. “Salah satu inovasinya, yang dulu tidak menggunakan elektrik tapi sekarang pakai elektrik,” ungkapnya.
Feri sendiri telah memainkan alat musik ini di berbagai negara seperti Iran, Italia, Ceko, Ukraina, Maroko, Jepang, Tiongkok, dan Thailand. Sape juga bisa kolaborasi dengan jenis musik apapun. Terbukti Sape bisa menjadi pelengkap warna musik untuk lagu-lagu internasional.
Budayawan Aloysius mengapresiasi pengenalan sape secara lebih luas dengan berbagai inovasi. “Generasi tua kalau mendengar sape sekarang tentu mereka ada rasa penolakan, katanya tidak asli,” katanya.
Di sisi lain, alunan merdu musik sape ternyata bermanfaat sebagai terapi bagi penderita depresi. Terapi ini salah satunya dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong, Pontianak.
Direktur RSJD Sungai Bangkong, Batara Sianipar, mengatakan musik sape sebagai musik klasik terbukti memberikan kenyamanan, ketenangan, khususnya untuk pasien-pasien dengan gangguan jiwa. (Ifa/S3-25)
Kominfo Bersama Indosat Ooredoo Hutchison dan Mastercard, Latih Satu Juta Talenta Keamanan Siber
Kurangi akses media digital atau elektronik dengan memindahkan perangkat elektronik ke ruang yang lebih publik. Sehingga anak-anak akan lebih mudah diawasi.
KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika sempat mencanangkan Rancangan Peraturan Menteri (RPM) Layanan Konten empat tahun silam
Menkominfo menegaskan, ‘penyakit kedua’ yang menyertai pandemi Covid-19 itu menimpa pada orang yang tidak bisa membedakan mana informasi yang benar dan dari mana sumbernya.
Saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan digital skills gap, di mana kebutuhan tenaga kerja ahli dalam bidang digital masih belum tercukupi.
Digital Talent Scholarship tidak hanya hadir untuk memenuhi kebutuhan skill di era digital, tetapi sekaligus mempertahankan produktivitas masyarakat.
Kegiatan prakongres diawali dengan pendataan Musik Tradisi Nusantara guna melindungi kekayaan intelektual para musisi tradisi
Indonesia yang memiliki kekayaan warisan budaya, perlu memberi nilai tambah pada produk/karya yang dihasilkan melalui pengembangan ekonomi kreatif.
LOMBA Cipta Lagu Tradisi NTT secara rutin digelar untuk memperkokoh akar budaya tradisi di sejumlah daerah di Indonesia.
Berdasarkan cara memainkannya, alat musik melodis dibedakan menjadi empat yaitu tiup, petik, gesek, dan pukul.
Di balik itu, alat musik juga bisa memberikan segudang manfaat. seperti berpengaruh terhadap kecerdasan, melatih daya ingat, meningkatkan kerja sama, hingga meredakan stres.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved