Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Perguruan Tinggi Harus Berinovasi Hadapi Tantangan Masa Depan

Syarief Oebdiaillah
08/11/2020 23:54
Perguruan Tinggi Harus Berinovasi Hadapi Tantangan Masa Depan
Diksusi virtual soal Merdeka belajar(Dok. Pribadi)

SESUAI instruksi Presiden Joko Widodo, perguruan tinggi harus melakukan terobosan, bertransformasi, dan berinovasi agar bisa berlari dengan memanfaatkan keadaan, serta lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.

Pada acara Bincang Pendidikan dan Kebudayaan, Sabtu (7/11Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam menjelaskan Merdeka Belajar Episode keenam merupakan terobosan baru yang bertujuan mengakselerasi program-program Kampus Merdeka di perguruan tinggi.

Adapun program Merdeka Belajar Episode ke enam ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengusung tema Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi.

Nizam menjelaskan program tersebut memiliki 3 esensi. Pertama, insentif berdasarkan 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Kedua, untuk mengakselerasi perguruan tinggi dan industri maka diluncurkan pendanaan matching fund. Ketiga, competitive fund untuk mendorong perguruan tinggi melakukan transformasi baik kurikulum dan pembelajaran yang berfokus pada sumber daya manusia yang unggul.

Nizam berharap program tersebut dapat mengakselerasi perguruan tinggi dapat lebih siap, lebih fleksibel, dan lebih adaptif menghadapi tantangan di masa depan.

“Indikator kinerja utama dahulu sangat banyak, sehingga sekarang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memberikan arahan untuk memangkasnya menjadi 8 indikator kinerja utama dengan tujuan memudahkan tercapainya sasaran,“ ujarnya.

Nizam menjelaskan 8 IKU yang menjadi tugas utama bagi perguruan tinggi meliputi mendidik mahasiswa menjadi sarjana yang produktif, membuat mahasiswa beradaptasi dengan cepat untuk masuk ke dunia kerja, memperbanyak dosen berinteraksi dan berhubungan dengan industri, kemudian memperbanyak profesional dunia kerja yang ikut mendidik menyiapkan mahasiswa di dalam kampus. Hal ini bertujuan agar terjadinya perkawinan silang atau link and match antara perguruan tinggi dan dunia kerja.

Guru. Besar UGM ini menjelaskan karya dosen harus bisa dimanfaatkan di masyarakat agar bisa meningkatkan ekonomi bangsa serta meningkatkan teknologi. Kurikulum juga dinilai dari seberapa banyak perguruan tinggi bekerja sama dengan mitra-mitra berkelas dunia. Selanjutnya, mahasiswa tidak hanya diajarkan teori juga diajarkan problem solving di dunia kerja, dan yang terakhir adalah program studi yang diakreditasi secara internasional atau tersertifikasi oleh lembaga-lembaga yang memiliki lisensi.

“Perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi negeri memiliki sumber pendanaan pemerintah pada biaya operasional APBN. Oleh karena itu, pemberian insentif berdasarkan 8 IKU yang tercapai dan bahkan terlampaui akan diberikan tambahan alokasi untuk APBN dan akan mulai dilakukan pada 2021,” pungkas Nizam.

Baca juga : Pesparawi Virtual Untar Raih Rekor MURI

Dalam kesempatan ini, Rektor Universitas Sebelas Maret Jamal Wiwoho mengapresiasi peningkatan anggaran untuk PTN dan PTS di tahun 2021 yang terbilang cukup signifikan yakni sebesar Rp4,9 triliun dibandingkan pada 2020 yang hanya sebesar Rp2,9 triliun.

Kenaikan tersebut dibagi untuk disalurkan pada tiga terobosan, yaitu matching fund (dana penyeimbang kontribusi mitra) sebesar Rp250 miliar,competitive fund (dana pemilihan program kompetisi Kampus Merdeka) sebesar Rp500 miliar, dan alokasi insentif biaya operasional atau bantuan pendanaan bagi PTN dengan capaian IKU yang baik sebesar Rp1,3 triliun.

“Perguruan tinggi menyambut gembira adanya tiga terobosan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan sehingga apa yang disebut dengan pengangguran tak kentara atau pengangguran intelektual dapat ditekan. Dengan adanya delapan IKU ini yang diperas menjadi tiga (kualitas lulusan, kualitas kurikulum, dan kualitas dosen serta tenaga pengajar) rasanya mudah secara kuantitatif bisa dibentangkan terkait mau dibawa kemana perguruan tinggi di Indonesia dan lulusan-lulusannya. Peningkatan pendanaan juga bisa membuat perguruan tinggi berlari cepat dalam menyelaraskan diri antara kampus dengan industri,” harap Jamal.

Dengan transformasi yang dibuat Kemendikbud, kata Jamal, kerja sama di antara dosen bisa lebih terinstitusionalisasi.

“Kedaireka.id ini jadi bursa di mana kita bisa melihat antara ‘penjual’ dan ‘pembeli’ berikut tantangan dan solusinya. Kemendikbud juga jadi punya informasi, siapa saja dosen-dosen yang berkiprah. Ini jadi bisa terlembagakan dan terorganisasi dengan sebaik-baiknya,” tambah Jamal.

Pada kesempatan sama, Rektor Universitas Airlangga, Mohammad Nasih mengapresiasi terkait lKU bagi PTN. Hal tersebut dimulai dari melahirkan lulusan-lulusan yang kompetitif, sejahtera, dan relevan dengan kebutuhan zaman. Tetapi selama ini terdapat kendala dalam masalah finansial untuk berlari lebih cepat lagi dalam menyiapkan generasi-generasi yang baik.

“Universitas Airlangga sangat diuntungkan dengan kebijakan dari Kemendikbud, bertepatan dengan penyusunan rencana strategis (renstra) Universitas Airlangga. Karena hal-hal yang berkaitan dengan IKU, aktivitas, dan program harus mengacu kepada renstra yang dimiliki universitas,” ujarnya.

Nasih mengutarakan Universitas Airlangga memiliki 2 pendekatan, yaitu pendekatan kultural dan struktural. Dalam pendekatan kultural telah disiapkan 5 macam program strategis, yaitu smart university, smart education, meaningful research, accelerated innovations, and green campus Dalam segi struktural juga dilakukan berbagai macam pembenahan.

“Salah satu bentuk dorongan kami terhadap program Merdeka Belajar Kampus Merdeka adalah dengan meresmikan science and technopreneur yang diharapkan dapat mengumpulkan berbagai potensi, baik pada mahasiswa maupun dosen. Dengan tujuan agar para mahasiswa dan dosen dapat bermitra dengan berbagai pihak dan menggunakan kemampuan intelektualitasnya untuk menambah kapasitas diri,” pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik