Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Satgas: Pernyataan Aliansi Dokter Dunia Soal Covid-19 Misinformasi

Atikah Ishmah Winahyu
27/10/2020 12:40
Satgas: Pernyataan Aliansi Dokter Dunia Soal Covid-19 Misinformasi
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/7).(ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

SEKELOMPOK orang yang mengaku sebagai Aliansi Dokter Dunia, menyatakan bahwa covid-19 tidak benar adanya. Pernyataan tersebut disampaikan melalui sebuah video yang kemudian viral di media sosial.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa video itu termasuk dalam misinformasi. Dia menjelaskan, misinformasi covid-19 terdiri dari tiga yaitu misinformasi terhadap keyakinan yang bersifat umum, keyakinan terhadap teori konspirasi, dan keyakinan dari agama.

“Konten informasi dalam video ini dapat diidentifikasikan sebagai misinformasi yang muncul dengan menyamakan covid-19 dengan influenza. Kita tahu penyebab, dinamika transimisi dan akibat dari kedua penyakit tsb berbeda,” kata Wiku kepada Media Indonesia, Selasa (27/10).

Baca juga: Realisasi Bansos Tunai Covid-19 Kemensos Capai 82%
 

Menurut Wiku, misinformasi ini bisa berhubungan dengan empat hal, di antaranya, keyakinan terhadap penanganan pandemi, kepatuhan untuk mencegah covid-19 seperti menggunakan masker, keyakinan terhadap keamanan vaksin, dan minat untuk melakukan vaksinasi covid-19. Dia menuturkan, isu covid-19 bisa disalahartikan karena virus adalah mikroorganisme yang tak kasat mata.

“Kehadirannya baru dapat dirasakan saat mikroorganisme yang bersifat pathogen tersebut dapat menimbulkan manifestasi gejala penyakit pada makhluk hidup. Oleh karena itu kita perlu memahami situasi/ kondisi terkini dengan melihat perkembangan data yaitu kasus aktif, kasus kematian, maupun kasus kesembuhan baik nasional maupun internasional akibat dari penyakit ini,” jelasnya.

Lebih lanjut Wiku menjelaskan, misinformasi dapat mempengaruhi respons individu terhadap informasi. Oleh sebab itu, masyarakat harus didorong untuk mengevaluasi kredibilitas informasi serta merujuk informasi tentang covid-19 kepada lembaga yang dapat dipercaya seperti WHO, PBB, CDC.

“Di Indonesia tentunya sumber terpercaya diperoleh dari Kemenkes dan Satgas Covid-19. Selain itu untuk mengatasi masalah ini maka dapat dilakukan counter informasi oleh jurnalis dan pengamat yang memiliki ideologi konservatif di media (tokoh masyarakat/ tokoh terpandang) yang memiliki akses terhadap data dan informasi yang valid,” ujarnya.

Meski perkembangan upaya pengendalian covid-19 mengalami kemajuan yang lebih baik, namun Wiku berpesan agar protokol kesehatan termasuk menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan harus tetap dilakukan secara disiplin dan kolektif. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya