Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Peneliti LIPI Temukan 315 Individu Fauna di Relief Candi Borobudur

Zubaedah Hanum
23/10/2020 14:50

PUSAT Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan pengkaji Balai Konservasi Borobudur (BKB) melakukan kajian tentang fauna-fauna Relief Lalitavistara dan Karmawibhangga di komplek Candi Borobudur, Jawa Tengah. Sebagai hasil, ditemukan ada 315 individu fauna di komplek itu.

"Metode identifikasi jenis fauna dilakukan berdasarkan karakter morfologi, tingkah laku, habitat dan physiological features," kata Cahyo Rahmadi, Plt Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, seperti dikutip dari akun Instagram LIPI.

Ia menjelaskan, Relief Lalitavistara bercerita kisah perjalanan hidup Buddha Gautama. Sedangkan Relief Karmawibhangga menceritakan tentang hukum sebab akibat. Dari 120 panil cerita relief Lalitavistara, terang Cahyo, pihaknya mendapati 61 panil yang memiliki relief fauna di dalamnya. Sisanya didapat dari Relief Karmawibhangga.

Terdapat 52 spesies satwa terindentifikasi dalam Relief kisah Lalitavistara, sebanyak 47 di antaranya teridentifikasi sampai tingkat spesies dan famili yang teridentifikasi menjadi kelas, yaitu actinopterygii (ikan) 4 spesies dari 4 famili, aves (burung) 21 spesies 15 famili, gastropoda (siput), mamalia 23 spesies dari 18 famili dan reptil 3 spesies dari 3 famili.

Satwa yang teridentifikasi antara lain, gajah, kijang muncak atau Kidang dalam bahasa Jawa,  burung Jelarang hitam (jaralang/jiarang), burung Pipit (Estrildidae), harimau loreng (Panthera tigris),

Peneliti mendapati bahwa panil yang memiliki pahatan fauna dengan jumlah spesies terbanyak menceritakan tentang Bodhisattva (calon Buddha) yang akan menyeberangi Sungai Gangga yang sedang meluap, di mana terpahat 9 jenis fauna di dalamnya. Fauna yang paling banyak dipahat adalah Merak hijau (Pavo muticus) yang tersebar di 15 panil.

Dari 52 spesies satwa yang teridentifikasi, hanya satu fauna yang tidak ada keberadaannya di Nusantara kuno, yaitu singa. Namun, menurut Kitab Lalitavistara, singa dapat ditemukan di India, sehingga dipahat di Borobudur.

“Pemahat kala itu seperti taksonom, ekolog, etolog, dan illustrator sains. Saat ini peneliti harus ke hutan untuk mengamati perilaku fauna, sedangkan pemahat relief Borobudur telah menggambarkan dengan benar berdasarkan kehidupan satwa waktu itu,” ujar Cahyo.

Ia mengatakan, kajian tentang makna kehadiran spesies fauna menjadi penting dan menarik untuk melengkapi cerita panil serta menambah nilai Candi Borobudur sebagai wisata sejarah dan edukasi. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik