Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
MINYAK goreng atau cooking oil merupakan salah satu bahan yang sering digunakan untuk memasak sehari-hari. Beberapa jenis minyak untuk memasak yang beredar di pasaran antara lain, minyak kelapa, minyak wijen, minyak jagung, dan minyak kedelai.
Namun, selama ini minyak goreng sering dituding menjadi pemicu berbagai penyakit tidak menular seperti jantung, kolesterol, hingga kanker. Ahli gizi Universitas Indonesia Seala Septiani menjelaskan, ada dua hal yang harus diperhatikan dalam memilih miyak goreng yang sehat, yakni kaya akan PUFA (Polyunsaturated Fat) dan memiliki titik asap tinggi.
“Minyak sebenarnya adalah sumber lemak yang baik bagi tubuh,” kata Seala dalam Online Media Session Sania Royale Soya Oil, Selasa (6/10).
Baca juga: Menristek: Hilangkan Dikotomi di antara SDM Riset
Lebih lanjut Seala menuturkan, salah satu jenis minyak goreng yang baik untuk memasak adalah minyak kedelai, sebab minyak kedelai berasal dari sumber nabati dengan PUFA yang lebih tinggi dibanding minyak goreng lainnya yakni omega6 mencapai 40,2 dan omega3 5,1. PUFA dianggap sebagai jenis asam lemak terbaik yang bermanfaat untuk mencegah penyakit degeneratif seperti jantung dan stroke.
“Tidak mungkin ada sumber nabati yang mengandung kolesterol. Jadi kalau bilang, nggak mau makan yang minyak-minyak takut kolesterol, tidak ada hubungannya sebenarnya karena minyak adalah sumber nabati,” jelasnya.
Selain itu, minyak kedelai juga memiliki titik asap yang cukup tinggi. Titik asap adalah suhu tertinggi yang jika melewati suhu tersebut, maka panasnya dapat merusak komponen baik dari lemak atau minyak karena muncul senyawa berbahaya bagi tubuh serta putusnya ikatan tak jenuh. Dalam sehari, konsumsi minyak yang disarankan adalah sebanyak 25 persen dari total kalori atau 60-70 gram atau sekitar lima sendok makan.
Untuk menjaga manfaat dan kandungannya, penggunaan minyak goreng juga dianjurkan hanya untuk satu kali memasak.
Seala menjelaskan, selain memilih minyak goreng yang baik, hal yang juga perlu diperhatikan agar makanan yang dikonsumsi tetap sehat, terutama selama pandemi covid-19 adalah menerapkan gizi seimbang. Batasi konsumsi gula, minyak dan garam serta seimbangkan konsumsi sayur, buah, karbohidrat, dan protein. Minum air putih delapan gelas sehari dan lakukan olahraga seperti bersepeda, senam, dan jalan kaki. (H-3)
Sertifikasi AKL merupakan syarat resmi dari Kemenkes untuk menjamin bahwa alat kesehatan yang beredar memenuhi standar keamanan, kualitas, dan kepraktisan.
Studi dari Washington State University mengungkap bagaimana bakteri Lyme dan anaplasmosis mencuri kolesterol dari sel kutu untuk bertahan hidup.
Diet vegan terbukti efektif menurunkan kolesterol dan menjaga berat badan ideal.
Oat dan gandum utuh terbukti secara ilmiah bisa membantu menurunkan kolesterol karena tinggi serat larut yang dapat mengikat kolesterol dalam usus.
Kolesterol tinggi jika dibiarkan dapat membuat pembuluh darah menyempit dan mengeras.
MASYARAKAT diajak tanggap terhadap dampak kolesterol yang dapat memengaruhi kualitas hidup.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved