Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Korea Sebut Indonesia Mitra Terpentingnya di Bidang Kehutanan

Ferdian Ananda Majni
26/9/2020 21:10
Korea Sebut Indonesia Mitra Terpentingnya di Bidang Kehutanan
Pejabat Kehutanan Republik Korea.(KLHK)

MENTERI Kehutanan Republik Korea Selatan Park Chong-ho menegaskan bahwa Indonesia merupakan mitra kerjasama terpenting di bidang kehutanan. Hal itu dikemukakannya dalam  pertemuan virtual di acara 24th Indonesia-Korea Forest Cooperative Committee (IKFCC), pekan lalu.

"Sebagai gambaran, investasi hutan tanaman di Indonesia oleh 15 perusahaan Korea yang mencapai 167 ribu hektare itu melebihi jumlah dari investasi Korea di sembilan negara lainnya. Kerja sama bidang kehutanan dengan Indonesia sangat istimewa," ujar Park Chong-ho dalam rilis yang diterima Media Indonesia, Sabtu (26/9).

Menurutnya, pertama kalinya Korea membuat perjanjian bidang kehutanan adalah dengan Indonesia pada 1987 atau 33 tahun silam. Kerja sama itu dilanjut dengan pertemuan bilateral bidang kehutanan pertama satu tahun kemudian.

"Bahkan satu-satunya atase kehutanan Korea ditempatkan di Jakarta, dan saya menjadi atase tersebut tahun 2004-2007, sehingga mempunyai ikatan batin dengan Indonesia,” demikian Menteri Park menambahkan.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia Siti Nurbaya menyatakan bahwa kerja sama bidang kehutanan kedua negara terus meningkat. Beberapa MoU yang disepakati ialah perjanjian Kerangka Kerja Sama Program Prioritas Kehutanan, revitalisasi Korea-Indonesia Forest Center (KIFC), dan penandatanganan perjanjian proyek rehabitalisasi lahan gambut bekas terbakar baru-baru ini.

"Ini momentum untuk semakin memajukan kerja sama dengan Korea di bidang Kehutanan,” kata Menteri Siti.

Perlu diketahui, KIFC adalah lembaga yang telah memfasilitasi hubungan dan kerja sama kedua negara di bidang kehutanan, termasuk proyek-proyek yang sudah ada, seperti Pembibitan sumber benih di Rumpin, Biomassa kayu di Semarang dan di Kalimantan Selatan, dan Ekowisata di Lombok dan di Hambalang Jawa Barat.

Keberhasilan penyelesaian perundingan perjanjian kerja sama Indonesia-Korea dalam beberapa proyek menjadi salah satu dasar keyakinannya atas keberlanjutan kerja sama ini. Beberapa keberhasilan proyek sebelumnya antara lain adalah pembangunan Pusat Rekreasi Tunak di Lombok, pabrik biomassa kayu di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, dan proyek REDD+ di Tasik Besar Serkap, Riau. Proyek-proyek tersebut menjadi bagian pokok pembahasan pada 23th IKFCC yang diselenggarakan di Jakarta pada 10 Juli 2018.

Menteri Siti menegaskan penghargaan dan apresiasinya atas dukungan Korea untuk proyek-proyek yang telah selesai tadi. "Akan sangat bagus proyek tersebut dapat terus memenuhi tujuan yang dimaksudkan, sehingga masyarakat setempat dapat memperoleh manfaat," ujarnya.

Proyek biomassa
Di masa depan, kedua negara juga sedang menjajaki kerja sama pengelolaan kebakaran hutan, promosi pemulihan hutan dalam ekowisata, dan promosi perdagangan kayu legal.

"Saya berharap bisa mengembangkan lebih banyak kerja sama, misalnya peningkatan kapasitas yang melibatkan perguruan tinggi di Indonesia dan Korea dan meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang peran penting hutan bagi generasi milenial," papar Menteri Siti.

Untuk para pengusaha Indonesia maupun Korsel, Siti mendorong mereka mengeksplorasi lebih jauh penggunaan pembangkit listrik berbahan biomassa di Kalimantan Selatan yang berkaitan dengan kebijakan kesepakatan hijau baru Korea, yang mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan.

Siti juga berharap Indonesia-Korea saling mendukung dalam berbagai ajang internasional yang diselenggarakan di kedua negara. Indonesia sendiri pada tahun depan akan menjadi tuan rumah pertemuan penting, yaitu COP Keempat Minamata Convention on Mercury yang akan berlangsung dari 1-5 November 2021 di Bali.

Sementara, Korea Selatan juga akan menjadi tuan rumah beberapa acara internasional penting, seperti Kongres Kehutanan Dunia Ke-15, dan KTT P4G 2020 atau Kemitraan untuk Pertumbuhan Hijau dan Tujuan Global 2030. Kedua negara juga diharapkan dapat saling mendukung terutama di tengah Pandemi Covid-19 yang masih belum mereda. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya