Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
RENCANA penyederhanaan kurikulum oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang antara lain menjadikan sejarah bukan lagi pelajaran wajib bagi siswa SMA, bahkan dihilangkan di SMK, ditentang banyak kalangan. Pelajaran sejarah harus dipertahankan karena menjadi instrumen strategis untuk membentuk karakter siswa.
Ketua Umum Pengurus Pusat Masyarakat Sejarawan Indonesia (PP-MSI) Hilmar Farid meminta Kemendikbud tetap mempertahankan pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran wajib di setiap jenjang. “Pasalnya, pelajaran sejarah menjadi salah satu instrumen strategis untuk membentuk identitas dan karakter siswa,” katanya, kemarin.
Selain itu, Hilmar juga meminta Kemendikbud agar siswa di setiap tingkat pendidikan, baik yang bersifat umum maupun kejuruan, mendapatkan pendidikan sejarah dengan kualitas yang sama. Dia mengingatkan, penyederhanaan kurikulum hendaknya dilakukan dengan orientasi peningkatan mutu pelajaran dan disertai peningkatan kompetensi guru.
Sepaham, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriawan Salim mempertanyakan alasan Kemendikbud untuk meng-
hapus sejarah dari pelajaran wajib di sekolah menengah atas. “Menghilangkan mata pelajaran sejarah di SMK itu juga kami pertanyakan. Kenapa? Karena itu sama saja menjadikan anak-anak hanya siap kerja seperti robot tanpa memahami sejarah bangsanya,” cetusnya.
Satriawan menilai, sejarah harus tetap masuk kurikulum di setiap tingkatan sekolah serta menjadi mata pelajaran wajib umum, seperti bahasa Indonesia, agama, dan pendidikan kewarganegaraan. Pembuatan kurikulum baru, imbuhnya, semestinya membutuhkan waktu panjang dan diskusi yang melibatkan berbagai pihak.
“Bagaimana Kemedikbud bisa mengoordinasikan kurikulum baru bagi guru, sekolah, siswa yang jumlahnya puluhan juta, sedangkan berkoordinasi di internal sendiri saja gagal.”
Satriawan menegaskan, perubahan kurikulum memang sebuah keniscayaan. Namun begitu, saat ini perubahan belum urgent dilakukan. Bagaimanapun kurikulum harus dibuat berdasarkan aspirasi yang muncul di publik. “Ini terlalu terburu-buru, dipaksakan, dan menutup ruang dialog,” tandasnya.
Tahap awal
Belakangan mencuat kabar bahwa Kemendikbud tengah mengkaji penyederhanaan kurikulum guna meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Wacana mereposisi pelajaran sejarah dalam penyederhanaan kurikulum itu pun sempat mencuat dan menimbulkan pro-kontra.
Rencana perubahan pendidikan sejarah di SMA/SMK tertuang dalam draf sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional tertanggal 25 Agustus 2020. Draf ini beredar di kalangan akademisi dan para guru.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud Totok Suprayitno mengatakan penyederhanaan kurikulum masih tahapan awal karena membutuhkan proses dan pembahasan yang panjang. “Rencana penyederhanaan kurikulum masih berada dalam tahap kajian akademis” jelasnya.
Totok juga membantah kabar bahwa pelajaran sejarah akan dihapus. Menurutnya, penggodokan penyederhanaan kurikulum dilakukan dengan prinsip kehati-hatian serta akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan.
“Dalam proses perencanaan dan diskusi ini, tentunya Kemendikbud sangat mengharapkan dan mengapresiasi masukan dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan, termasuk organisasi, pakar, dan pengamat pendidikan yang merupakan bagian penting dalam pengambilan kebijakan pendidikan,” terang Totok. (X-8)
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo meresmikan SMA Kemala Taruna Bhayangkara serta SMA Global Darussalam Academy di DI Yogyakarta.
TANGGAL 23 Juli mendatang kita peringati Hari Anak Nasional.
Selain revitalisasi sekolah, Kemendikdasmen juga akan melaksanakan program digitalisasi pembelajaran di daerah 3T seperti penyediaan internet dan juga listrik
anak-anak Sekolah Dasar (SD) yang diduga warga Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) tengah belajar di tanah beralaskan terpal dalam kebun sawit.
Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menyampaikan pesan pada seluruh murid baru madrasah untuk menjadi pemimpin bangsa di masa depan yang berilmu, berakhlak, dan berjiwa jujur.
Banyak sekolah, terutama di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar), masih menghadapi kendala dalam memaksimalkan penggunaan Chromebook.
PENGENALAN dan pemahaman atas sejarah dan objek bersejarah serta aturannya selayaknya diketahui masyarakat Depok, terutama para pelajar dan guru sejarahnya sebagai stakeholders.
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAM Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Djarot mengatakan penulisan sejarah seharusnya berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik. Maka dari itu, ia mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved