Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

KLHK Lakulan Langkah Antisipasi Karhutla dan Banjir

Mediaindonesia.com
19/9/2020 16:19
KLHK Lakulan Langkah Antisipasi Karhutla dan Banjir
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.(Ist)

MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya membahas prediksi, evaluasi cuaca, dan iklim untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan banjir di Indonesia.

Dalam mengantispasi karhutla dan banjir pada bulan mendatang, KLHK  berkoordinasi BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), BRG (Badan Restorasi Gambut), dan ahli klimatologi serta pejabat eselon I lintas kementerian/lembaga.

“Hingga saat ini semua pihak masih melaksanakan kerja lapangan yang terbaik bagi segenap rakyat Indonesia,” ujar Menteri Siti Nurbaya saat memimpin  rapat prediksi, evaluasi cuaca dan iklim untuk antisipasi Karhutla dan banjir di Indonesia, di Jakarta, Jumat (18/9).

Dari rekomendasi BMKG, Indonesia masih harus terus mewaspadai anomali cuaca. Tantangan yang dihadapi adalah luasnya wilayah, dan berbagai persoalan dinamis di tiap daerah yang berbeda-beda  dengan variabilitas cuaca atau micro-climate yang juga  dapat berbeda antar wilayah.

Bila tahun lalu, pada periode yang sama Indonsia berhadapan dengan ancaman karhutla, maka tahun ini beberapa wilayah dilaporkan sedang terjadi banjir. Ini semua harus bersama-sama dicermati dan antisipasi. 

“Khusus untuk Karhutla, terus diikuti perkembangan hotspot setiap hari. Evaluasi laporan dari lapangan dipantau setiap pagi dan malam. Ini juga penting untuk melihat efektifitas kerja pengendalian Karhutla, terutama di masa pandemi,” ujar Menteri Siti. 

Pada saat ini tercatat jumlah hotspots sebanyak 1.651 dari Januari - September 2020 dan tahun 2019 pada periode yang sama tercatat 18.333  hotspots, atau terjadi penurunan hotspots sebanyak 91%. 

Ada beberapa catatan penting dari diskusi teknis yakti bahwa hingga Oktober, kerja tekhnologi modifikasi cuaca (TMC) untuk membasahi gambut, mengisi kanal dan embung, tetap akan dilakukan. 

“ TMC untuk wilayah Riau, Jambi dan Sumsel dan diproyeksikan sudah akan daoat dihentikan pada Akhir Oktober. Kemudian  pada November akan diintensifkan untuk Kalsel dan Kaltim.  Sementara itu secara khusus berdasarkan cuaca, perlu dipantau cuaca sampai dengan  Desember untuk Aceh-Sumut,”  ujar Menteri Siti Nurbaya saat menyimpulkan rapat teknis setelah mencermati laporan  kondisi iklim September 2020 hingga Februari 2021 dari  Kepala BMKG Prof Dwikorita. 

Untuk keperluan pencegahan permanen,  sudah dilakukan uji coba modifikasi cuaca tahun ini sejak Februari  2020 di Riau. Telah berhasil diatasi fase krisis  pertama di Riau, maka pada Mei Juni  dilakukan  uji coba modifikasi cuaca di Jambi dan Sumatera Selatan serta Riau  dan dilanjutkan ke Kalbar pada bulan Agustus.  

Libatkan lintas kementerian

Menteri LHK juga menegaskan bahwa masih ada tugas berat yaituberkaitan dengan kegiatan  pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB) dan untuk itu juga akan semakin diintensifkan melibatkan lintas kementerian dan lembaga, tentunya dengan keterlibatan masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BNPB Donny Monardo menyatakan  bahwa Indonesia bahkan untuk pertama kali dalam sejarah, telah diminta untuk memberikan bantuan pengendaliankKarhutla pada negara tetangga Australia.

"Ketika sedang mengalami karhutla. Ini menunjukkan bahwa Indonesia sudah lebih maju dan terukur dalam pengendalian karhutla,"jelasnya. 

Menteri Siti  menegaskan bahwa Indonesia sedang dan terus bergerak menuju apa yang diharapkan Presiden Joko Widodo, mengenai solusi permanen pengendalian karhutla di Indonesia. (RO/OL-09)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya