Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PEMERINTAH tengah merumuskan standar harga tes polymerase chain reaction (PCR) untuk mendiagnosis covid-19. Sejauh ini harga tes PCR memang masih belum ditentukan, sehingga terjadi perbedaan harga di berbagai tempat uji, baik di fasilitas kesehatan maupun laboratoratorium.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, saat ini perumusan standar harga masih terus berlangsung. Saat ditanya terkait kapan standar harga tersebut akan diterapkan, Wiku enggan menjawab lebih lanjut.
“Belum selesai perumusannya,” ujar Wiku saat dihubungi Media Indonesia, Jumat (18/9).
Namun, dia memastikan bahwa pemerintah akan menerapkan harga secara transparan pada masyarakat dan segera menetapkanya pada laboratorium penyelenggara tes covid-19.
Baca juga : Efektivitas Perlindungan Masker Scuba Hanya Sampai 5%
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato mengatakan, pemerintah masih merumuskan harga tes PCR yang layak bagi masyarakat.
"Pemerintah akan menyiapkan rujukan dan referensi harga," ujarnya.
Airlangga menuturkan akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dalam menetapkan harga tes PCR covid-19. Kemudian usai diputuskan, hasilnya akan segera disampaikan ke masyarakat.
"Kita akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan dalam menetapkan harga PCR," tandasnya. (OL-7)
Menkes Budi Gunadi Sadikin tes antigen mandiri (self testing) dinilai lebih banyak false negatif atau tidak akurat. Seseorang bisa dapat hasil negatif padahal sedang positif covid-19.
KEMENTERIAN Kesehatan mengimbau agar masyarakat melakukan tes antigen mandiri jika mengalami gejala covid-19 baru yang disebabkan varian Arcturus.
Bioquick dan Panbio memperlihatkan kemampuan untuk mendeteksi protein SARS-CoV-2 yang dicari.
Dalam kegiatan itu, Mayapada Hospital bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung dan UPTD Puskesmas Kujangsari, bermitra dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Testing dan tracer dilakukan untuk Mencegah terjadinya klaster Covid-19 di lingkungan sekolah selama Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Faktor yang menyebabkan hasil tes covid-19 bisa berbeda dalam sehari, antara lain jumlah virus yang ada dan proses pengambilan sampelnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved