Pemerintah Gandeng Perusahaan Swasta Produksi Vaksin Merah Putih

Dhika Kusuma Winata
09/9/2020 17:17
Pemerintah Gandeng Perusahaan Swasta Produksi Vaksin Merah Putih
Ilustrasi -- Peneliti mencermati sampel tes covid-19.(AFP)

PEMERINTAH akan menggandeng perusahaan swasta untuk memproduksi vaksin covid-19 Merah Putih buatan dalam negeri. Kerja sama dengan swasta disiapkan untuk memenuhi produksi vaksin bagi seluruh masyarakat dengan perhitungan minimal 540 juta dosis.

"Ada kemungkinan pemberian vaksin ini bisa lebih dari sekali untuk setiap individu. Jadi kalau penduduk kita isekitar 270 juta maka yang harus divaksinasi nanti minimal 540 juta dan ini otomatis membutuhkan kapasitas produksi yang besar," ungkap Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/9).

Baca juga: Program Pengaman Sosial Kemensos Diharap Mampu Atasi Stunting

Bambang yang juga Ketua Penanggungjawab Tim Pengembangan Vaksin Covid-19 mengumumkan pengembangan bibit vaksin Merah Putih yang dilakukan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman kini prosesnya mencapai 50%. Vaksin diperkirakan akan bisa memasuki produksi massal pada triwulan IV 2021.

Untuk menunjang produksi vaksin, pemerintah menyiapkan perusahaan plat merah PT Bio Farma agar bisa memproduksi 250 juta dosis per tahun. Selain itu, Bambang menyebutkan ada tiga perusahaan farmasi swasta yang potensial untuk ikut memproduksi vaksin Covid-19.

"Sejauh ini sudah ada tiga perusahaan yang potensial tetapi tentunya mereka harus segera mengurus izin ke BPOM untuk cara pembuatan vaksin yang baik demikian juga mereka harus menyiapkan line of production khusus untuk vaksin Covid-19 ini," ucap Bambang.

Dengan tambahan dari swasta tersebut, pemerintah berharap Indonesia bisa mandiri dalam penyediaan dan pengembangan vaksin Covid-19.

"Perkiraannya triwulan IV 2021 kita bisa produksi dalam jumlah besar dan nantinya akan melengkapi vaksin Covid-19 yang awalnya akan didatangkan pihak luar terutama Sinovac (Tiongkok) dan G42 (UEA)," ucap Bambang.

Sebelum memasuki tahap produksi massal, Bambang menyampaikan akhir tahun ini bibit vaksin dari Eijkman itu akan diuji pada hewan. Setelah itu bibit vaksin akan diserahkan kepada PT Bio Farma untuk dilakukan formulasi dalam rangka uji klinis, tahap I, II, dan III. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya