Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KETERHUBUNGAN atau link and match antara dunia usaha, dunia industri, serta dunia kerja dengan perguruan tinggi dinilai belum berjalan optimal. Terkesan masih berjalan sendiri belum bersinergi dengan permasalahan di masyarakat dan dunia industri. Sehingga terjadi missing link antara pereka cipta dari kalangan perguruan tinggi dengan kalangan investor .
Kendati begitu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam mengaku optimistis ekosistem rekacipta yang tengah digalang bersama melalui kolaborasi pentahelix antara pemerintah, investor, akademisi, media, dan komunitas dapat menjawab permasalah missing link tersebut.
Hal itu ditegaskannya dalam diskusi kelompok terfokus (FGD) Ditjen Dikti Kemendikbud bersama SWA Group bertajuk Membangun Ekosistem Reka Cipta Indonesia melalui Kolaborasi Pentahelix sebagai implementasi Kampus Merdeka di Jakarta, Senin (7/9)
“Jadi amat penting dan strategis program pentahelix untuk bersinergi serta memperkuat kolaborasi sehingga complain dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja pada perguruan tinggi dapat tertanggulangi.Pasalnya selama ini ada semacam broken link atau tidak nyambung dari lulusan yang dihasilkan perguruan tinggi,”papar Nizam.
Guru Besar Universitas gadjah Mada itu mengungkapkan, pandemi Covid-19 memberi hikmah ditengah dampak yang menyertainya, yakni lahirnya berbagai macam karya dan inovasi dari dunia kampus.. Berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, riset reka cipta merupakan tujuan dari perguruan tinggi yang melahirkan lulusan-lulusan yang memiliki semangat kemandirian, inovatif, kompetitif dan solutif bagi masyarakat.
Dengan landasan tersebut, perlu terciptanya Kampus Merdeka yang merupakan pola baru dalam sistem pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia sehingga beberapa hal perlu disesuaikan dalam menghadapi perubahan zaman seperti kurikulum, sistem teknologi informasi dan lainnya.
“Perguruan tinggi berlomba menciptakan alat dan obat untuk menghadapi pandemi Covid-19. Lebih dari 1.000 inovasi berbentuk teknologi dan obat diciptakan oleh perguruan tinggi, di antaranya masker 3D, robot perawat, drone, alat rapid test, ventilator, dan sebagainya. Sementara itu, investor turut mendukung produksi berbagai reka cipta tersebut. Sejatinya, fenomena ini menjadi contoh yang selayaknya dilakukan antara pereka cipta dan investor,” ungkap Nizam.
Reka cipta merupakan sebuah upaya revitalisasi dan aktualisasi terhadap sebuah karya, agar kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh semua elemen secara efisien dan efektif dalam kehidupan sehari.
Baca juga : Kemendikbud Bangun Platform Kedai Reka Hubungkan Inventor-Investor
Berangkat dari fenomena itu, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), memutuskan membangun kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan. Tujuannya, untuk membangun ekosistem rekacipta di Indonesia sebagai implementasi Kampus Merdeka serta mendorong peran dunia industri dalam mendukung para pereka cipta di perguruan tinggi.
Dengan adanya hubungan keterkaitan antara kampus dengan dunia industri, maka akan ada keterikatan antara riset reka cipta di perguruan tinggi dengan industri dan kebutuhan masyarakat, sehingga dampak kebermanfaatan bagi masyarakat dapat terwujud dengan semangat gotong royong inovator, industri, pemerintah, media, dan komunitas.
“Tak hanya kampus dan industri, diharapkan komunitas lokal atau masyarakat mampu terdampak secara langsung maupun tidak langsung dari hasil riset reka cipta tersebut,” tuturnya.
Selain itu, guna terealisasinya ekosistem rekacipta yang dapat memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dan industri, Ditjen Dikti tengah mengembangkan platform digital Kedai Reka yang dapat mempertemukan sekaligus menghubungkan antara mahasiswa, dosen di perguruan tinggi dengan industri. Rencananya, platform ini akan diluncurkan pada Oktober 2020,
Ia menjelaskan, dalam platform Kedai Reka, tidak ada lagi batasan birokrasi antara perguruan tinggi, industri, dan masyarakat. Artinya, mahasiswa, dosen, masyarakat umum, petani, dan elemen lainnya dapat berinteraksi dan melakukan sinergi.
“Kami berharap, platform Kedai Reka ini dapat mempertemukan inventor dan investor yang memberi solusi di masyarakat dan bangsa” tutup . Nizam.
Kolaborasi yang telah dilakukan Ditjen Dikti Kemendikbud telah digalang bersama , Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, dan Kadin Jawa Barat.
Pimpinan SWA Group Kemal gani berharap dari FGD yang digelar bersama Ditjen Dikti Kemendikbud, dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan bagi kalangan perguruan tinggi terkait reka cipta agar bisa selaras dengan kebutuhan dunia industri. (OL-7)
Selain memberikan akses pendidikan tinggi, Perguruan Tinggi memiliki peranan untuk membawa angin perubahan di dalam masyarakat yang tentunya melalui karya
Universitas Widyatama (UTama) memberikan kesempatan kepada hampir 1.000 siswa SMA dan SMK dari sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) ikuti program Trial Class “Satu Hari Menjadi Mahasiswa”.
Kawasan Metropolitan Rebana adalah wilayah tujuh kota/kabupaten yang terdiri dari Kabupaten Subang, Indramayu, Majalengka, Sumedang, Cirebon, Kuningan, dan Kota Cirebon.
UPI meraih peringkat 5 tertinggi dari 21 perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia dalam kategori Liga PTN Badan Hukum.
Banyak kampus terbaik berdiri di Jawa Barat. Kami berharap mereka memberi kontribusi dalam pembangunan di daerah tempatnya berada
INDONESIA memiliki potensi produk invensi dan inovasi yang sangat besar. Namun sayangnya, banyak diantaranya hanya berujung pada purwa rupa dan jurnal ilmiah.
PEMERINTAH melalui Ditjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan Konsorsium Riset Artificial Intelligence
Pendidik dan tenaga pendidik merupakan inspirator, motivator, katalisator, dan penjaga gawang yang bisa memberikan perubahan kepada para siswa.
Kemendikbud yang menggunakan dana rakyat sedang serius bekerja di bidang yang merupakan spesialisasinya.
Perhatian Kemendikbud terhadap pendidikan di daerah khusus bernilai strategis dalam memelihara dan meningkatkan rasa nasionalisme warga.
Dalam STEM, siswa juga dilatih untuk mengembangkan kompetensi sosial melalui kegiatan kolaborasi dalam kelompok.
Seorang individu tidak akan memikirkan tentang pengakuan dan penghargaan sebelum kebutuhan dasar akan makanan dan tempat tinggal mereka terpenuhi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved