Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
KALANGAN pemuda kembali memboyong proklamator Soekarno- Mohammad Hatta ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Berbeda dengan Wikana, kali ini para pemuda memboyong Soekarno dan Hatta melalui buku cerita bergambar (cergam).
Di Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Karawang, Nurbani Wibowo melaunching cergam berjudul Rengasdengklok. Dalam bukunya, Nurbani ingin mengajak masyarakat untuk kembali mengingat peristiwa bersejarah kedatangan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.
Tepat 75 tahun silam, Soekarno dan Hatta diboyong ke Rengasdengklok beserta keluarga dengan tujuan mendorong dua tokoh bangsa itu segera mendeklarasikan kemerdekaan Republik Indonesia.
"Saya mencoba membuat buku cerita bergambar, sebagai upaya untuk mengenalkan sejarah Rengasdengklok yang ramah anak," ungkap Nurbani sebagai illustrator cergam Rengasdengklok kepada mediaindonesia.com, Minggu (16/8).
Dalam cergamnya, Nurbani membuat dua orang tokoh utama fiksi bernama Raka seorang anak SMP dan adiknya bernama Rai yang masih duduk di sekolah dasar. Mereka merupakan dua anak yang haus akan ilmu pengetahuan tentang sejarah nasional.
Dalam perjalanannya, Raka dan Rai di Rengasdengklok bertemu dengan Idris penjaga Tugu Kebulatan Tekad, dan cicit Djaw Kie Siong, yang rumahnya pernah disinggahi Soekarno-Hatta.
Dua bocah tersebut mendengarkan cerita diboyongnya Soekarno dan Hatta oleh kaum muda pada 16 Agustus 1945 dini hari. Mereka mendesak golongan tua segera memproklamirkan kemerdekaan.
Kemudian dalam buku juga diceritakan, Ahmad Subarjo, tokoh asal Karawang, menjadi penengah antara golongan tua dan muda. Ia menjamin kepada golongan muda bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan secepatnya.
"Memang hampir sama dengan sejarah yang kita pelajari di sekolah. Tetapi ada sejarah juga diajarkan salah satunya adalah penurunan bendera Jepang yang juga dilakukan di Karawang tepatnya di kantor Kewedanaan Rengasdengklok," ungkapnya.
Butuh waktu 1,5 tahun Nurbani membuat cergam Rengasdengklok, karena ia harus melakukan riset tentang metode yang mudah dipahami anak-anak. Selain itu Nurbani juga menggandeng penulis sejarah lokal Yuda Febrian yang menulis Rengasdengklok Undercover.
"Banyak yang tidak tahu tentang Rengasdengklok. Bahkan teman-teman saya mengatakan lokasi Rengasdengklok ini di Surabaya dan Cirebon," ucapnya.
Nurbani berharap cergam Rengasdengklok bisa menjadi buku literasi sejarah untuk anak SMP dan SD di Karawang. (OL-13)
Jokowi menanggapi rencana Pemerintah yang memutuskan lokasi peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025 digelar di Jakarta bukan di IKN
Peneliti senior bidang politik pada BRIN Lili Romli mengatakan peringatan HUT RI di Jakarta merupakan keputusan tepat dan realistis.
PRESIDEN Prabowo Subianto dijadwalkan akan meluncurkan secara resmi tema dan logo peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia pada Jumat (18/7)
Langkah Prabowo itu berbeda dengan yang dibayangkannya setahun lalu saat masih berstatus calon presiden terpilih Pilpres 2024 yang membayangkan akan menggelar HUT RI tahun ini di IKN.
PRESIDEN Prabowo Subianto dinilai tak ingin masuk dalam jebakan pendahulunya, Joko Widodo, soal megaproyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Perayaan HUT ke-80 RI akan berlangsung di Jakarta
LaLiga dan RFEF memastikan bahwa model bisa lebih banyak menangani kondisi keamanan, kompetisi Eropa, komitmen klub, konstruksi, festival, acara, dan kegiatan lainnya.
ANGGA Dwimas Sasongko bersama Visinema Pictures meneruskan ambisinya untuk menggarap film epik tentang Pangeran Diponegoro berjudul Perang Jawa.
PENGENALAN dan pemahaman atas sejarah dan objek bersejarah serta aturannya selayaknya diketahui masyarakat Depok, terutama para pelajar dan guru sejarahnya sebagai stakeholders.
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAM Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved