Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Peringati Global Tiger Day , Lindungi Harimau Sumatera

Syarief Oebaidillah
31/7/2020 00:20
Peringati Global Tiger Day , Lindungi Harimau Sumatera
Harimau Sumatera(MI/Susanto)

HABITAT harimau Sumatera sejatinya tidak terbatas hanya pada kawasan konservasi saja, melainkan juga berada di luar kawasan konservasi, di mana salah satu wilayah sebaran dan areal jelajahnya berada di dalam konsesi hutan tanaman industri (HTI).

Dalam hal ini, pelibatan sektor swasta terutama di sektor kehutanan dalam upaya konservasi dapat memberi peluang harimau Sumatera untuk bertahan hidup secara jangka panjang dan terhindar dari kepunahan.

Hal tersebut dikemukakan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno pada Webinar Sinergitas dan Koeksistensi Industri dengan Konservasi Harimau Sumatera.

Wiratno menyatakan 29 Juli merupakan peringatan tahunan untuk Hari Konservasi Harimau Sedunia atau Global Tiger Day. Indonesia sebagai salah satu negara pemilik anak jenis harimau yang masih ada di dunia turut berpartisipasi dalam peringatan Global Tiger Day sebagai salah satu momen penting dalam usaha melestarikan harimau Sumatera.

“Setiap tahun, berbagai kegiatan penyadartahuan dilakukan dengan berbagai tema untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pelestarian harimau sumatera dan habitatnya” ujarnya.

Webinar yang diselenggarakan oleh Forum HarimauKita, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas, dan Program Magister Manajemen Lingkungan Universitas Pakuan itu diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai peran serta berbagai sektor dalam mendukung upaya pemerintah melestarikan harimau Sumatera.

“Melalui forum multi stakeholders ini diharapkan dapat dibuat rencana strategis dan yang terpenting harus ada aksi konkret bersama yang nyata dan terukur untuk menjaga kelestarian harimau Sumatera dan dapat hidup berdampingan secara harmonis dengan manusia” ungkap Wiratno.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI,) Iman Santoso mengatakan penerapan best management practices di areal konsesi kehutanan menjadi penting karena lebih dari 70% habitat Harimau di Sumatera berada di luar kawasan konservasi. Dalam hal ini distribusi dan areal jelajah Harimau Sumatera tumpang tindih dengan konsesi kehutanan.

“Dalam hal ini, pada areal konsesi perlu dialokasikan koridor satwa dan yang terpenting perlu pelibatan private sector terutama di sektor kehutanan dalam mendukung konservasi Harimau Sumatera di luar kawasan konservasi yang terintegrasi pada skala lanskap” ungkap Iman.

Baca juga : Di masa Covid-19, AGP Bagikan Ratusan Hewan Kurban

Menurutnya, APHI telah mengupayakan kerja sama, baik pada level kelompok masyarakat melalui penyuluhan/edukasi terkait pengelolaan areal NKT, dengan lembaga donor seperti USAid LESTARI untuk pengembangan model monitoring NKT serta FFI yang diidentifikasi KEHATI, juga dengan UNDP melalui Catalyzing Optimum Management of Natural Heritage for Sustainability of Ecosystem, Resources and Viability of Endangered Wildlife Species.

Mendukung pernyataan APHI, wakil dari praktisi hutan tanaman APP Sinarmas Dolly Priatna mengatakan selama ini dalam prakteknya di konsesi hutan tanaman telah mengupayakan pelestarian Harimau dan Gajah Sumatera.

“Kami telah melakukan penilaian, penetapan dan mengelola Kawasan Lindung dan HCV/HCS, selanjutnya melengkapi dengan SOP dan “working instruction” serta membentuk Tim Satgas Mitigasi Konflik Manusia-Satwa Liar dan mengadakan pelatihan mitigasi konflik manusia-satwa liar secara reguler” ungkapnya.

Dolly mengatakan sosialisasi-edukasi kepada pekerja HTI dan masyarakat sekitar dilakukan secara terus menerus dan juga melakukan monitoring keberadaan satwa liar di areal konsesi.

“Kami menggunakan camera traps dan penghitungan langsung agar dapat mengetahui keberadaanya” kata Dolly.

Areal yang merupakan habitat alami satwa liar tetap dipertahankan pada kawasan hutan tanaman.

“Kami telah meningkatkan luas kawasan lindung dalam areal konsesi untuk mempertahankan keberadaan hutan alam serta mencegah perburuan satwa liar lainnya” ujar Dolly.

Kerja sama para pihak sangat penting dalam upaya menjaga keberadaan Harimau Sumatera.

“Di lapangan, kami juga melakukan patroli bersama berkolaborasi dengan UPT Lingkup Ditjen KSDAE (BKSDA Balai Taman Nasional), Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK (BPPHLHK) Seksi Wilayah II Pekanbaru, KPHP, unsur TNI/Polri, serta Forum HarimauKita dan Volunteer Tiger Hearth” pungkas Dolly. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya