Pandemi Mengubah Pola Aktivitas dan Belajar Anak

Indriyani Astuti
23/7/2020 13:45
 Pandemi Mengubah Pola Aktivitas dan Belajar Anak
PERINGATAN HAN: Badut Polisi memberikan masker kepada anak-anak dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional di Sidoarjo, Jatim(ANTARA/Umarul Faruq )

HARI Anak Nasional (HAN) yang diperingati setiap 23 Juli, untuk kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Pandemi covid-19 telah mengubah pola hubungan anak, mulai dari kegiatan belajar di sekolah maupun berinteraksi sosial.

Bagi anak, keharusan untuk beraktivitas di rumah menjadikan kesempatan mereka untuk bermain, belajar, dan berinteraksi dengan teman atau lingkungan peer-groupnya sangat berkurang. Di sisi lain, anak menjadi tersita waktunya untuk mengakses gawai dan media sosial, yang berpotensi menjadi celah bagi mereka untuk mengalami perundungan di media sosial.
Ketua Lentera Anak Lisda Sundari menyatakan akibat pandemi, orangtua pun menjadi pihak yang terdampak karena posisinya sebagai tulang punggung keluarga.

Lentera Anak selama masa pandemi banyak menerima informasi dari masyarakat atau orang tua khususnya terkait kesulitan mereka dalam memfasilitasi anak belajar secara daring. Apalagi bagi orang tua yang memiliki beberapa anak di usia sekolah, harus memfasilitasi sarana dan prasarana belajar daring untuk semua anaknya sementara anggaran keluarga sangat terbatas.

“Orang tua yang tidak memiliki kecakapan mengakses gawai dan media sosial cenderung menjadi stres karena kesulitan mendampingi anaknya belajar secara daring. Ketidaktauan terhadap model belajar daring bisa menjadikan orangtua tidak peduli dan cenderung membiarkan anak mengakses gawai dan media sosial tanpa bimbingan," kata Lisda di Jakarta, Kamis (23/7).

Kondisi tanpa pengawasan dan bimbingan juga berpotensi menjadikan anak stress belajar, dan dampak negatifnya, ujarnya, menjadikan anak lebih banyak mengakses media sosial untuk tujuan hiburan seperti mencari teman baru, atau mengakses film dan video yang bukan ditujukan bagi anak.

Masalah pelik lainnya yang dihadapi anak selama beraktivitas di rumah adalah rentan terpapar asap rokok dari anggota keluarga dewasa yang merokok di rumah. Padahal dampak kesehatan bagi anak-anak yang menjadi perokok pasif sangat besar. Paparan asap rokok yang terus menerus pada anak berpotensi menghambat hak anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Anak-anak yang saat ini banyak mengakses media sosial juga begitu rentan terpapar iklan dan promosi rokok di internet, serta bujuk rayu para influencer yang mempromosikan rokok elektronik di berbagai laman media sosial. Menurut Lisda Sundari, semua pihak harus berupaya secara optimal agar anak sebagai kelompok rentan tetap mendapatkan perlindungan selama pandemi. “Peringatan HAN di masa pandemi covid-19 ini harus menjadi momentum untuk meningkatkan kepedulian semua pilar bangsa Indonesia, terhadap pemenuhan hak dan perlindungan anak Indonesia.(RO/Ind/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya