Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Warisan Budaya, Kemendikbud Gencar Gaungkan Jalur Rempah

Syarief Oebaidillah
21/7/2020 22:30
Warisan Budaya, Kemendikbud Gencar Gaungkan Jalur Rempah
Ilustrasi jalur rempah nusantara(Dok. Pribadi)

KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan terus menggaungkan keberadaan Jalur Rempah kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menegaskan,Jalur Rempah merupakan sebuah sejarah yang tidak boleh ditelan perkembangan zaman.

Disisi lain Kemendikbud menargetkan pada 2024 bisa menominasikan jalur rempah menjadi warisan dunia yang diakui oleh UNESCO.

"Kebijakan dari kemendikbud terkait dengan jalur rempah, dalam dua tahun terakhir ini telah melakukan pendataan, riset mengumpulkan hasil-hasil dan temuan-temuan dilapangan mengenai sejarah jalur rempah " kata Hilmar Farid pada talk show di stasiun tv nasional.

Ia berharap, dalam program ini jalur rempah nantinya bukan hanya untuk kepentingan sejarah yang sifatnya masa lalu, tetapi juga untuk relevan dengan masa kini.

Hilmar mencontohkan, di tengah pandemi Covid-19, rempah-rempah asli Indonesia justru banyak yang memberikan khasiat meningkatkan daya tahan tubuh untuk menangkal penyakit tersebut. Bahkan, Kementerian Pertanian dan Kementerian Kesehatan sudah mulai mengeksplorasi rempah asli Indonesia.

”Kita berharap potensi rempah yang kita miliki saat ini punya kontribusi terhadap kesehatan global dan itu sudah dilakukan selama ratusan tahun. Rempah rempah ini punya khasnya bermacam macam digunakan untuk makanan, pengobatan herbal. Negeri dengan keanekaragaman budaya yang luar biasa, tidak seperti tambang, kalau semakin digali semakin habis kalau budaya semakin digali semakin banyak yang keluar, jadi ini saya kira untuk masa depan Indonesia,” pungkasnya.

Bupati Halmahera Barat Danny Missy mengatakan, Maluku Utara merupakan daerah yang memiliki kekayaan rempah seperti, cengkeh, pala, lada yang pada zamannya diperebutkan oleh Portugis, Belanda, Spanyol, dan bangsa-bangsa lain, sehingga wilayah Maluku Utara masuk jalur rempah.

Baca juga : Mendikbud Tak Ingin Kampus dan Sekolah Jadi Episentrum Penularan

Karena itu, harus ada kerjasama antar daerah untuk mengangkat kembali sejarah kepulauan rempah.

”Untuk kabupaten Halbar sendiri dalam rangka meningkatkan kapasitas pemahaman terhadap jalur rempah ini, kami menggandeng javara membutuhkan olahan makanan dari rempah, seperti teh rempah, kopi rempah, kue rempah yang berasal dari pala dan cengkih, sehingga bisa dikemas dalam bentuk makanan atau minuman yang ditingkatkan hingga pada tahapan ekspor,”ungkap Danny.

Ketua DPC PDI-Perjuangan Halbar itu berharap, apa yang telah dia canangkan terkait potensi rempah di Maluku Utara, terutama Halbar bisa diteruskan terkait budidaya pala, cengkeh, kayu manis dan lain sebagainya.

Ia pun telah membuat kebijakan dari sektor pertanian dengan membuat program menanam pala dan cengkih di areal perkebunan masyarakat.

”Di halbar, kita melaksanakan beberapa kegiatan dalam rangka merefleksi kembali jalur rempah dengan cara membuat kegiatan festival,”ujarnya.

Halbar tahun lalu juga sukses menyelenggarakan Festival Kepulauan Rempah yang mengangkat tentang potensi rempah di wilayah Halbar dan festival 7 suku (rera tumding). Festival itu bertujuan mentransfer pengetahuan kepada generasi muda agar mereka mengingat kembali tentang sejarah rempah rempah dan dijadikan bagian dari potensi budaya.

”Dari berbagai kegiatan festival yang kita angkat, dengan sendirinya muncul permainan tradisional ada juga bahasa-bahasa yang sudah hampir punah itu muncul lagi dan inilah yang harus kita kembangkan dalam rangka mengulas kembali sejarah rempah dan ketersambuangan budaya di Indonesia Timur,” pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya