Penanganan Gangguan Tulang Harus dengan Teknik Ortopedi Tepat

Eni Kartinah
20/7/2020 20:44
Penanganan Gangguan Tulang Harus dengan Teknik Ortopedi Tepat
Bergerak atau berolahraga itu penting tetapi cukup berisiko bagi mereka yang berusia di atas 45 tahun.(MI/Galih Pradipta )

PEPATAH mengatakan 'Life is movement, movement is life'. Bergerak dengan bebas merupakan keinginan semua orang dari segala usia. Sayangnya, fakta menunjukkan bahwa setelah melewati usia 45 tahun tulang berisiko mengalami gangguan yang akan membatasi aktivitas.

Sebagian besar dari kondisi tersebut seharusnya dapat diatasi jika pasien mendapatkan penanganan ortopedi yang tepat.

Secara medis, ortopedi adalah cabang ilmu kedokteran yang khusus mempelajari studi, diagnosis, dan pengobatan terhadap berbagai gangguan muskuloskeletal (otot dan tulang).

Keilmuan ortopedi juga mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan alat gerak manusia dari leher sampai ujung jari kaki.

"Penanganan cedera pada area tersebut di antaranya cedera ligamen, cedera bantalan sendi lutut, dislokasi sendi, maupun patah tulang dapat dilakukan melalui pemberian obat, dan fisioterapi," kata dr. Henry Suhendra, Sp.OT, Ketua Sports, Shoulder, Spine, & Foot & Ankle Clinic Siloam Hospitals Kebon Jeruk pada webinar media gathering, Senin (20/7).

Dokter Henry juga mengatakan penanganan cedera juga dengan radiofrekuensi atau prosedur untuk mengurangi nyeri dengan gelombang radio serta tindakan operasi yang kompleks.

Sementara itu, dokter spesialis ortopedi Siloam Hospitals Kebon Jeruk, dr. Langga Sintong, Sp.OT, mengatakan,“Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu kedokteran, saat ini tersedia prosedur minimal invasif atau dikenal dengan teknik bedah laparoskopi yang diterapkan untuk menangani kasus-kasus yang berhubungan dengan masalah foot & ankle."

Dokter Langga menjelaskan salah satunya adalah artroskopi atau prosedur untuk mendiagnosis dan menangani sejumlah gangguan sendi.

"Teknik bedah ini dilakukan oleh tim dokter spesialis dengan menggunakan peralatan laparoskopi canggih yang dimasukkan melalui 2-3 sayatan kecil seukuran pena, sehingga risiko infeksi lebih kecil dan penyembuhan lebih baik. Tidak hanya kasus operasi, metode lain seperti custom insole juga tersedia untuk kasus nonoperatif,” paparnya.

Di sisi lain, kini pandemi Covid-19 masih belum sirna dan protokol kesehatan tetap diberlakukan termasuk dalam tindakan bedah.

“Di masa pandemi Covid-19 ini, kami tetap mengerjakan ratusan tindakan bedah sejak bulan Maret hingga saat ini. Tindakan bedah dilaksanakan dengan menjalankan protokol-protokol kesehatan secara aman dan tepat," kata jelas dokter spesialis ortopedi Siloam Hospitals Kebon Jeruk, dr. Erick Wonggokusuma, Sp.OT. (Eni/OL-09)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya