Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Tanpa kehadiran Sapardi, Puisi Indonesia Mungkin Bakal Berbeda

Abdillah Muhammad Marzuqi
19/7/2020 12:13
Tanpa kehadiran Sapardi, Puisi Indonesia Mungkin Bakal Berbeda
Sapardi Djoko Damono(ANTARA/Dodo Karundeng)

Kini, sastrawan besar itu telah berpulang. Tidak terhitung jasanya bagi sastra Indonesia. Ia berhasil medekatkan puisi pada siapa pun. Tidak hanya bagi pengkaji atau pencinta sastra, tetapi juga bagi kaum yang tidak biasa bersua dengan kata.

Sapardi menuntun puisi untuk lebih lekat, sekaligus melucuti kesan asing dalam puisi. Berkatnya, puisi menjadi asik, dekat, dan terjangkau.

Seberapa besar pengaruh Sapardi Djoko Damono dalam jagad sastra Indonesia? Sekelumit ungkapan dari seniman teater Gunawan Maryanto mungkin bisa menjembataninya.

"Kalau tidak ada puisi Pak Sapardi, mungkin jalan puisi Indonesia akan berbeda," ucap Gunawan dalam Festival Bulan Juni 2020.

Baca juga: Jenazah Sastrawan Sapardi Djoko Damono akan Dimakamkan di Bogor

Bulan lalu memang Bulan Sapardi, jika boleh dikatakan demikian. Di antara banyak puisi indah karya Sapardi, Hujan Bulan Juni adalah yang paling populer, bahkan di kalangan awam sekali pun.

Setiap orang berhak mencintai puisi Sapardi seusai selera masing-masing. Saat itu, Gunawan memilih puisi berjudul Telingga dan Marsinah untuk menemaninya dalam tugas membawakan puisi. Berbeda dengan Lola Amaria yang memilih Hatiku Selembar Daun sebagai puisi kesukaan.

Begitulah, karya tidak akan pernah hilang meski pembuatnya telah berpulang. Begitu pun puisi Sapardi, akan terus mewarnai perjalanan sastra di Indonesia. Selamat jalan penyair Hujan Bulan Juni.

Sebagai pencinta Sapardi, duka cita pasti tidak terelakkan. Sama pentingnya dengan menilik rekam jejak Sapardi dalam dalam menyusui sastra Indonesia. Sapardi bukan hanya pemilik Hujan Bulan Juni dan Aku Ingin. Memang, dari puisi itu ia dikenal sebagai pujangga roman.

Alangkah baiknya mengenang Sapardi sebagai pujangga besar yang meletakkan segalanya dalam bentuk puisi. Coba saja nikmati puisi berjudul Dongeng Marsinah (1996), kesan penyair roman tidak bakal muncul.

Mengutip ensiklopedia.kemdikbud.go.id, Sapardi Djoko Damono termasuk dalam kelompok pengarang Angkatan 1970-an berdasarkan buku Ikhtisar Kesusastraan Indonesia Modern (1988) karya Pamusuk Eneste.

Sebagai sastrawan, Sapardi menelurkan banyak buku kumpulan sajak, beberapa di antaranya:

  • Duka-Mu Abadi (1969)
  • Mata Pisau (1974)
  • Akuarium (1974)
  • Perahu Kertas (1983)
  • Sihir Hujan (1984)
  • Hujan Bulan Juni (1994)
  • Arloji (1998)
  • Ayat-Ayat Api (2000)
  • Mata Jendela (2000)
  • Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro (2003)
  • Kolam (2009)

Kumpulan Cerpen

  • Pengarang Telah Mati (2001)

Sebagai pakar sastra, Sapardi juga menulis beberapa buku yang sangat penting, yaitu

  • Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas (1978)
  • Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang (1979)
  • Kesusastraan Indonesia Modern: Beberapa Catatan (1999)
  • Novel Jawa Tahun 1950-an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur (1996)
  • Politik, Ideologi, dan Sastra Hibrida (1999)
  • Sihir Rendra: Permainan Makna (1999)

Semasa hidup, Sapardi juga dianugerahi berbagai macam penghargaan atas perannya di bidang sastra. Beberapa di antaranya:

  • Hadiah Majalah Basis (1963) atas puisinya Ballada Matinya Seorang Pemberontak
  • Cultural Award dari Pemerintah Australia (1978)
  • Anugerah Puisi-Puisi Putera II (1983) untuk bukunya Sihir Hujan dari Malaysia
  • Penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta (1984) atas bukunya yang berjudul Perahu Kertas.
  • Mataram Award (1985)
  • SEA Write Award (Hadiah Sastra Asean) dari Thailand (1986)
  • Anugerah Seni dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990)
  • Kalyana Kretya dari Menristek RI (1996)
  • The Achmad Bakrie Award for Literature (2003)
  • Khatulistiwa Award (2004)
  • Akademi Jakarta (2012) (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik