Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Gempa Jepara-Banten, Lempeng Indo-Australia Generator Gempa Kuat

Zubaedah Hanum
07/7/2020 15:05
Gempa Jepara-Banten, Lempeng Indo-Australia Generator Gempa Kuat
Infografis tsunami di jalur tiga lempeng tektonik.(AFP)

GEMPA tektonik berkekuatan 6,1 SR yang berpusat Jepara, Jawa Tengah, sekitar pukul 05.54 WIB dan 5,4 SR di Rangkasbitung, Banten, pukul 11.44, Selasa (7/7), terjadi akibat pergerakan di lempeng Indo-Australia.

Dari catatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), episenter gempa di Jepara terletak pada koordinat 5,77 LS dan 110,64 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 85 km arah utara Mlonggo, Jepara, Jawa Tengah pada kedalaman 539 kilometer.

Gempa dirasakan cukup luas hingga ke sejumlah daerah. Gempa pada kedalaman 539 kilometer di laut itu terjadi karena putusnya slab lempeng Indo-Australia.

Sedangkan episenter gempa kedua, terletak pada koordinat 6,70 LS dan 106,15 BT , atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 18 km arah Barat Daya Rangkasbitung, Banten pada kedalaman 87 km.

Keberadaan zona subduksi lempeng Indo-Australia yang menghunjam ke bawah lempeng Eurasia dikenal sebagai generator gempa kuat sehingga wajar jika wilayah selatan Jawa merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami.

Dikutip dari laman Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah III, Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.

Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempa bumi besar dengan kedalaman dangkal, maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.

Zona subduksi adalah zona sumber kejadian gempa bumi yang terjadi di sekitar pertemuan antarlempeng. Sumber penunjaman lempeng kerak bumi dapat di bagi menjadi dua model, yaitu pada lajur mega thrust atau gempa bumi interplate maupun dalam  lajur Beniof/gempa intraplate.

Lajur megathrust sendiri adalah bagian dangkal suatu lajur subduksi yang mempunyai sudut tukik yang landai sedangkan zona Benioff adalah bagian dalam suatu lajur subduksi yang mempunyai sudut tukik yang curam.

Selain zona subduksi, sumber kejadian gempa bisa berasal dari zona transform, yakni sesar geser pada batas antara dua lempeng dimana pada daerah ini terjadi gesekan atau translasi dan tidak terjadi penelanan kerak bumi, akan tetapi terjadi gerak horizontal dan menyebabkan gempa bumi besar (Katili, 1986).

Lalu, gempa juga bisa berasal dari zona sumber-sumber sesar kerak bumi dangkal (shallow crustal fault). Pada jenis ini, yang menjadi sumber gempa berasal dari patahan kerak bumi dangkal dan aktif.

Berdasarkan kajian risiko bencana di Indonesia, Badan Nasional Penggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat 584 desa di selatan Pulau Jawa yang masuk dalam kategori wilayah kelas rawan, sedang, dan tinggi tsunami. Diperkirakan ada 600 ribu warga yang bermukim di selatan Jawa.

Dalam pesannya, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengimbau kepada masyarakat di daerah rawan gempa untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali kedalam rumah," ujarnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya