Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Anggaran Stunting Jangan Dialihkan

Atalya Puspa
24/6/2020 23:40
Anggaran Stunting Jangan Dialihkan
Petugas Kesehatan Puskesmas Muara Dua melakukan pemeriksaan stunting anak meliputi status gizi, berat badan dan tinggi badan di Aceh.(ANTARA)

HILANGNYA satu generasi karena kasus anak gagal tumbuh (stunting) merupakan masalah serius bagi Indonesia. Dalam kondisi pandemi covid-19 sekalipun, anggaran penanganan stunting harus tetap diberikan.

"Alokasi dana untuk percepatan pencegahan stunting sebagai program prioritas nasional tidak boleh direalokasi dengan alasan apa pun," tegas anggota Komisi IX DPR RI Intan Fauzi, dalam webinar bertajuk Lindungi Anak Indonesia dari Stunting di Masa Pandemi Covid-19, belum lama ini.

DPR menyetujui percepatan penanganan stunting diperluas ke 260 kabupaten/kota pada 2020 dari yang sebelumnya 160 kabupaten/kota pada 2019. Untuk intervensi paket gizi, anggaran sebesar Rp360 miliar telah dialokasikan serta alokasi dana transfer daerah untuk penanganan stuntingRp92,5 miliar.

"Penyakit gagal tumbuh ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak-anak dan berdampak buruk terhadap daya saing bangsa. Kerugian ekonomi yang harus ditanggung akibat beban stunting juga signifikan dan berpengaruh kepada produk domestik bruto (PDB)," cetus Intan.

Angka stunting Indonesia berada pada peringkat empat dunia. Prevalensi balita stunting di Indonesia pada 2019 yakni 27,7%, jauh dari nilai standar WHO yang seharusnya di bawah 20%.

Pakar gizi medik, Prof Saptawati Bardosono, mengatakan anak Indonesia tidak hanya terancam stunting, tapi juga obesitas dan anemia. "Ini membentuk lingkaran setan," tutur Saptawati.

Ia menjelaskan, stunting disebabkan kekurangan zat gizi makro yakni kalori dan protein, lalu obesitas karena kelebihan zat gizi makro, kalori, dan anemia karena kekurangan zat gizi mikro, yaitu mineral dan vitamin.

Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Arif HIdayat menambahkan, anak Indonesia saat ini mengonsumsi gula secara berlebih yang salah satunya didapat dari susu kental manis (SKM).

"Satu gelas SKM sama dengan mengonsumsi 5-9 sendok gula. SKM merupakan gula yang beraroma susu," kata Arif. (Ata/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik