Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
SEJAK 28 Maret 2020 lalu, RSPAD Gatot Subroto tengah melakukan uji klinis pemberian terapi plasma konvalesen (TPK) terhadap pasien covid-19. Hasil sementara yang didapatkan bahwa pasien yang diberikan TPK mengalami perubahan positif.
"Secara keseluruhan responnya baik. Terapi ini diberikan kepada pasien kondisi kritis dan sedang. Selain itu juga ada perbaikan di kelompok radang," kata Direktur Pengembangan dan Riset RSPAD Gatot Subroto Nana Sarnadi dalam Webinar bertajuk Regulasi dan Riset Plasma Konvalesen, Senin (22/6).
Adapun, karakter pasien yakni berusia 54-60 tahun dengan penyakit komorbid berupa hipertensi, diabetes, dan kelainan jantung. Namun, Nana menuturkan terdapat sejumlah hambatan dalam terapi TPK.
"Hambatan, prosesnya sangat singkat. monitoring pasien juga merupakan hambatan karena masing-masing punya kebutuhan berbeda," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Peneliti Senior Lembaga Eijkman David Handojo Muljono mengungkapkan, uji klinis akan terus berlanjut untuk menemukan ketepatan dalam TPK.
Baca juga : Australia dan UNICEF Bantu Pulihkan Indonesia akibat Covid-19
"Ada potensi danger kalau tidak dilakukan uji klinis. Diawasi untuk mengetahui mekanisme. Selain itu untuk melihat perbandingan angka kematian dari kelompok yang mendapatkan terapi dan standar," katanya.
Sementara itu, untuk mendukung uji klinis TPK, Palang Merah Indonesia (PMI) juga menyiapkan unit transfusi darah (UTD) untuk menampung pendonor plasma konvalesen. Adapun, PMI menargetkan untuk mengumpulkan 152 pendonor.
"Untuk mencapai target pendonor UTD akan melakukan pengumuman untuk mengajak kelompok donor. Rekrutmen ini dilakukan aktif dengan mengubungi pasien covid-19 yang sudah sembuh. Dan nantinya tim UTD akan mendatangi dan melakukan pendekatan pada calon pendonor," tandasnya.
Selain RSPAD Gatot Subroto, RS Hasan Sadikin (RSHS) juga menjalankan TPK. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mrnyatakan, TPK di RSHS dapat mengurangi jumlah pasien covid-19 di RS tersebut.
“Kondisi ini jelas baik karena penurunan pasien yang dirawat bisa meminimalisir orang meninggal akibat virus tersebut,” katanya.
Selain itu, Menko PMK Muhadjir Effendy mengapresiasi metode yang dilakukan oleh RSHS.
Baca juga : Penanganan Covid-19, Pemerintah Akan Tingkatkan Produksi Alat PCR
“Hasil dari metode ini berdampak baik bagi pasien. Penerapan pengobataan menggunakan plasma ini yang direkomedasikan Kemenkes bisa digunakan untuk seluruh indonesia,” kata Muhadjir.
Seperti diketahui, TPK merupakan terapi yang melibatkan pemberian plasma dari donor pasien covid-19 yang sembuh kepada pasien covid-19 yang masih menderita penyakit tersebut.
TPK sebelumnya sudah diterapkan dalam mengatasi penyakit akibat virus ebola dan merupakan terapi yang direkomendasikan oleh WHO pada 2014.
Terapi ini juga diterapkan di Hongkong saat ada wabah SARS-CoV- pada 2003, H1N1 pada 2009-2010 dan MERS-CoV pada 2012.
Saat ini TPK untuk pasien covid-19 sudah dilakukan di Wuhan Tiongkok dan sementara berlangsung di New York Amerika Serikat (AS). Food and Drug Administration (FDA) AS juga sudah mengeluarkan keputusan yang mengijinkan penggunaan plasma konvalesen sebagai salah satu terapi bagi penderita covid-19. (OL-7)
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved