Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KESALAHPAHAMAN masyarakat terkait susu kental manis (SKM) masih menjadi masalah dalam upaya pemerintah memperbaiki gizi anak Indonesia.
Padahal, 50% kandungan dalam SKM merupakan gula yang jika dikonsumsi berlebih oleh anak akan menyebabkan permasalahan gizi.
"Satu gelas SKM sama dengan mengkonsumsi 5 - 9 sendok gula. Masih banyak orang tua yang tidak mengetahui bahwa SKM adalah gula yang beraroma susu," kata Ketua Harian YAICI Arif Hidayat dalam webinar bertajuk Lindungi Anak Indonesia dari Stunting di Masa Pandemi Covid-19, Senin (22/6).
Berdasarkan survei yang dilakukan YAICI pada 2018, 97% orang tua di Kendari, Sulawesi Tenggara dan 79% orang tua di Batam, Kepulauan Riau, masih beranggapan bahwa SKM merupakan susu yang bergizi dan harus dikonsumsi anak setiap hari.
"Di era pandemi covid-19 ini juga banyak yang menyusipkan SKM pada sembako bantuan pemerintah yang makin menyesatkan persepsi masyarakat," ungkapnya.
Hal senada diungkapkan oleh Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah Chairunissa. Pada 2019 pihaknya mengadakan survei terkait SKM di 9 kabupaten di 3 provinsi.
Baca juga: Flores Timur Targetkan Zero Stunting Tahun 2022
Dari 2.700 responden ibu yang memiliki bayi 0 - 5 tahun, 37% responden mengatakan bahwa SKM merupakan susu bernilai gizi, sementara 35% di antaranya rutin memberikan SKM kepada anak setiap hari.
"Pada 2020 kita juga melakukan survei di 161 supermarket Jabodetabek. Ternyata 62,7% meletakan SKM tidak tepat, masih diletakkan di satu tempat produk susu. Ini kan berbahaya kalau masyarakat masih menganggap bahwa SKM adalah susu," bebernya.
Untuk itu, Chairunissa menilai perlu kerja sama berbagai pihak untuk mengubah persepsi masyarakat bahwa SKM tidak semestinya diberikan kepada anak-anak sebagai minuman untuk pemenuhan gizi.
"Paket sembako jangan berikan dengan SKM. Kemudian harus dilakukan gerakan lumbung hidup. Ini menjadi gerakan kita dengan cara menanam sayur-mayur agar cepat menghasilkan," bebernya.
Berdasarkan riset kesehatan dasar nasional 2018, menunjukkan bahwa prevalensi balita underweight (17,7%), stunting (30,8%), Wasting (10,2%) dan obesitas (balita, 8%). Hal itu menunjukan bahwa Indonesia masih membutuhkan perhatian serus dalam pemenuhan gizi ibu dan anak. (A-2)
Untuk іtu, bаgі ibu hаmіl, mеnjаgа kondisi kеѕеhаtаn ѕаngаt реntіng dіlаkukаn. Sаlаh ѕаtunуа dengan tіdаk ѕеmbаrаngаn mеmіlіh jеnіѕ mаkаnаn.
Platform aduansalahsusu.id. merupakan sarana bagi masyarakat untuk mengawal kebijakan pemerintah terkait konsumsi dan promosi kental manis.
Data Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan, 1 dari 4 anak balita Indonesia mengalami risiko anemia. Cegah dengan kecukupan asupan zat besi.
Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Niar Umar menyayangkan masih adanya produk susu anak dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) menggunakan gula tambahan.
Munculnya jerawat pada wajah dapat disebabkan berbagai faktor, salah satunya makanan yang dikonsumsi.
Penyebab obesitas sebenarnya bukanlah susu, melainkan asupan makan yang berlebih, termasuk pola hidup yang tidak aktif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved