Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Agresif Telusuri Sumber Penularan

Ata/X-11
12/6/2020 04:31
Agresif Telusuri Sumber Penularan
Ilustrasi -- Untuk mencegah penularannya, penting sekali untuk meningkatkan imunitas tubuh dalam mencegah Virus Korona.(Antara/Irwansyah Putra/Medcom.id)

JURU Bicara Pemerintah untuk Percepatan Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menyatakan pemerintah terus menelusuri sumber penularan dan telah memeriksa 16.702 spesimen dalam 24 jam terakhir. Total spesimen yang telah diperiksa kini sebanyak 463.620.

“Ini ialah bagian dari arahan Presiden bahwa sumber penularan masyarakat harus dicari,” ujar Yurianto di Graha BNPB, Jakarta, kemarin.

Yurianto menyebut sebagian besar kasus positif yang didapatkan dari penelusuran kontak merupakan orang tanpa gejala (OTG) atau hanya memiliki gejala minim sehingga yang bersangkutan tidak merasa sakit. “Inilah pentingnya kita edukasi untuk melakukan isolasi mandiri. Kalau tidak, itu akan jadi sumber penularan di masyarakat,” tambahnya.

Dari pemeriksaan spesimen tersebut, terdapat 979 penambahan kasus positif baru sehingga total menjadi 35.295. Kasus sembuh bertambah 507 orang sehingga menjadi 12.636, sedangkan kasus meninggal bertambah 41 orang sehingga total menjadi 2.000.

“Dengan demikian, harus kita yakini upaya kita untuk terus aman dengan cara menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan ialah cara baik,” ungkap Yurianto.

Bukan hal buruk

Tim Peneliti FKM UI-Bappenas untuk Pemodelan Skenario Covid-19 di Indonesia, Pandu Riono, menyatakan kenaikan kasus covid-19 di Indonesia bukan satu pertanda buruk. Justru kenaikan kasus itu merupakan cerminan bahwa pemerintah melakukan kegiatan surveilans secara lebih masif.

“Peningkatan kasus bukan buruk. Saya justru memuji pemerintah karena berarti pemerintah mencari sumbersumber penularan secara lebih aktif. Itu jauh lebih penting,” kata Pandu dalam diskusi virtual Ikatan Alumni Universitas Indonesia, kemarin.

Ahli epidemiologi ini mengatakan, dengan masifnya kegiatan pelacakan kontak pasien positif, diharapkan persebaran kasus tidak semakin meluas. Ia juga berharap agar masyarakat memiliki kesadaran untuk menaati protokol kesehatan. “Negara yang berhasil melakukan pengendalian covid-19 ialah yang melakukan surveilans dengan baik serta didukung perilaku masyarakat yang tertib,” tandasnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk menghindari kerumunan. Dia memberikan contoh, bila ada 50 orang berkumpul dalam satu ruangan, risiko penularan covid-19 mencapai 92%.

Pandu optimistis ancaman gelombang kedua covid-19 dapat diantisipasi. Kunci dari pengendalian itu ada di masyarakat. “Kita menargetkan setiap segmen populasi supaya aman, sehat, dan produktif. Dengan demikian, kita kembali meningkatkan kehidupan kita, yang penting konsisten. Dengan begitu, kita bisa menghindari gelombang kedua, ketiga, dan keempat,” kata Pandu. (Ata/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya