Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Kesehatan Ibu dan Bayi Perlu Perhatian Serius

ATALYA PUSPA
10/6/2020 05:45
Kesehatan Ibu dan Bayi Perlu Perhatian Serius
POSYANDU GARDA DEPAN PENURUNAN STUNTING(ANTARA FOTO/Anis Efizudin/wsj.)

KESEHATAN ibu dan bayi harus menjadi perhatian serius di masa pandemi covid-19 saat ini. Dikhawatirkan apabila kualitas bayi yang dilahirkan kurang baik akan menjadi masalah di kemudian hari seperti stunting dan bisa memengaruhi bonus demografi .

"Kita perlu kerja keras mengingatkan masyarakat untuk dapat menjaga kesehatan ibu dan bayi karena saya baca di media bahwa salah satu dampak covid 19 adalah meningkatnya pertambahan kelahiran tapi hal ini tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia," kata Kepala Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo di Jakarta. Untuk itu, dia meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) agar memanfaatkan media massa untuk menyebarkan program KB ke masyarakat luas.

Pada kesempatan tersebut, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkapkan, pihaknya tetap menjalankan penyuluhan dan pelayanan program KB selama masa pandemi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Adapun Hasto menyebut salah satu upaya yang dilakukan BKKBN selama pandemi covid-19, yakni telah memberikan bantuan alat pelindung diri (APD) yang diberikan langsung kepada Ikatan Bidan Indonesia (IBI). "Diharapkan bantuan ini dapat digunakan para bidan dalam mendukung pelayanan kontrasepsi selama pandemi," ungkap Hasto.

Seperti diberitakan sebelumnya berdasarkan data yang dihimpun BKKBN, penggunaan alat kontrasepsi dari Februari hingga Maret 2020 semasa pandemi covid-19 menurun sebanyak 40%. Adapun secara rinci pemakaian IUD pada  Februari 2020 sejumlah 36.155 turun menjadi 23.383, sedangkan implan dari 81.062 menjadi 51.536, suntik dari 524.989 menjadi 341.109, pil dari 251.619 menjadi 146.767, kondom dari 31.502 menjadi 19.583, medis operasi pria (MOP) dari 2.283 menjadi 1.196, dan medis operasi wanita (MOW) dari 13.571 menjadi 8.093.

Pengurangan stunting

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan prevalensi balita underweight (17,7%), stunting (30,8%), wasting (10,2%), dan obesitas (balita, 8%). Hal itu menunjukkan Indonesia masih membutuhkan perhatian serius dalam pemenuhan gizi ibu dan anak.

Menanggapi hal itu, Perwakilan Konsorsium Pangan Bijak Nusantara Cristina Eghenter menyatakan, permasalahan gizi buruk seharusnya tidak muncul di Indonesia apabila pemerintah mendorong pemanfaatan pangan lokal.

"Secara umum, kita memiliki adanya lebih banyak pilihan sumber pangan sebagai sumber nutrisi alternatif. Dari sumber pangan yang bukan beras. Di Kalimantan Tengah sudah banyak kajiannya seperti itu," kata Cristina dalam webinar bertajuk Pangan Lokal sebagai Ketahanan dan Kedaulatan Pangan Nasional, kemarin.

Namun, permasalahan yang hadir saat ini, yakni kurang diminatinya pangan lokal di tengah masyarakat luas. Selain itu, dorongan dari pemerintah untuk menyediakan lahan dan mendukung petani daerah juga dirasa kurang. Peneliti Lembaga Studi Dayak-21 Marko Mahin menceritakan pemanfaatan pangan lokal untuk memenuhi nutrisi masyarakat sekitar telah diterapkan di masyarakat adat Kalimantan Tengah, yakni di Tewang Karangan, Dahian Tunggal, dan Tumbag Lawang. Di tiga desa tersebut memiliki varietas pangan nabati yang sangat tinggi dan dimanfaatkan masyarakatnya secara maksimal. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya