Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
PANDEMI covid-19 membuat pelayanan imunisasi rutin menjadi terhambat. Akibatnya, sekitar 80 juta bayi di bawah satu tahun di seluruh dunia berisiko terjangkit penyakit menular, salah satunya polio.
Dokter spesialis anak Amanda Soebandi menjelaskan penyakit polio merupakan penyakit menular yang disebabkan infeksi virus polio. Virus ini masuk melalui saluran cerna lewat makanan, minuman, dan air yang terkontaminasi kotoran dari orang yang membawa virus polio.
“Infeksi ini dapat tidak bergejala, tapi juga bisa menunjukkan gejala ringan sampai berat. Gejala ringan dapat berupa batuk, pilek, nyeri tenggorokan, demam, diare, sakit perut, mual dan muntah, atau sakit kepala. Pada sebagian pasien, virus polio menyerang saraf tepi sehingga pasien akan mengalami kelemahan hingga kelumpuhan otot,” kata Amanda saat dihubungi Media Indonesia, kemarin.
Tidak hanya itu, imbuhnya, virus polio juga dapat menyerang susunan saraf pusat sehingga menyebabkan meningitis (radang selaput otak) dan menimbulkan kematian.
"Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit polio sehingga penanganan masih bersifat suportif, yaitu ditujukan untuk mengurangi gejala seperti nyeri,” ujarnya.
Pada umumnya, infeksi polio akan sembuh dengan sendirinya. Namun, kelumpuhan otot yang terjadi dapat akan bersifat permanen, tangan atau kaki yang terdampak akan menjadi lebih kecil. Agar anak tidak terjangkit penyakit, upaya pencegahan yang harus diakukan para
orangtua, yaitu melengkapi imunisasi polio suntik ataupun oral pada sang buah hati.
“Imunisasi polio diberikan sebanyak lima kali, yaitu pada usia 0, 2, 3, 4 bulan, dan diulang kembali pada usia 18 bulan,” katanya.
Karena begitu seriusnya dampak polio, dokter spesialis anak Mulya Rahma Karyanti mengingatkan imunisasi harus tetap dilakukan meskipun pandemi. “Orangtua kan pada takut ke rumah sakit, ke puskesmas. Jadi, ada yang datang telat hingga 2 bulan, 3 bulan. Harus tetap datang
untuk mengejar ketinggalan,” tukasnya. (Aiw/H-2)
Vaksinasi influenza memang tidak menjamin anak bebas dari flu sepenuhnya, namun dapat mencegah gejala menjadi berat atau komplikasi serius.
PBB memperingatkan kesenjangan imunisasi semakin melebar, karena maraknya misinformasi dan pemangkasan drastis bantuan internasional.
Salah satu kendala utama dalam mencapai target IDL di Pangkalpinang adalah masih adanya penolakan dari sebagian masyarakat.
PELAKSANAAN imunisasi kejar Japanese Encephalitis (JE) dinilai penting sebagai upaya melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
Menteri Kesehatan AS Robert F. Kennedy Jr. memecat 17 anggota Komite Penasihat Praktik Imunisasi (ACIP), dengan alasan konflik kepentingan.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan pentingnya memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak-anak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved