Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SATGAS Lawan Covid-19 DPR RI meminta pemerintah memberikan sarana dan prasarana pendukung penerapan fase new normal kepada tempat ibadah maupun pesantren di seluruh Indonesia. Penerapan aturan new normal di tempat tersebut juga harus hati-hati
"Anggaran untuk membeli bilik disinfektan, hand sanitizer, alat pengukur suhu itu kan ada yang mampu, banyak yang tidak mampu. Nah itu loh, ini diminta jadi perhatian pemerintah dengan anggaran Covid-19 yang ada agar bisa dialokasikan untuk umat melalui rumah-rumah ibadah," kata Koordinator Satgas DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, dalam keterangnya yang diterima mediaindonesia.com, Rabu (3/6).
Selain bertemu PBNU, Satgas DPR RI bertemu dengan para pemimpin organisasi keagamaan lainnya yakni Pengurus Pusat Muhammadiyah, Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Sufmi mengatakan Satgas DPR RI meminta masukan dari sejumlah organisasi keagamaan terkait rencana pemerintah menerapkan kenormalan baru atau new normal. Masukan dari para pemimpin agama dan ulama itu akan diteruskan kepada pemerintah.
Dari pertemuan itu, organisasi keagamaan memandang ada sejumlah peraturan yang tumpang tindih. Selain itu, bahasa-bahasa yang digunakan pemerintah dalam aturan tak mudah dicerna masyarakat awam.
“Supaya aturan-aturan yang ada tidak saling tumpang tindih dan gampang diterjemahkan oleh masyarakat di level paling bawah," kata Sufmi.
Baca Juga: New Normal, Dewan Masjid Indonesia Serukan Masjid Dibuka ...
Penerapan new normal juga harus dipersiapkan sangat hati-hati, terutama penerapannya membutuhkan persiapan yang matang. "Khusus untuk masalah rumah ibadah dan pesantren, pemerintah juga mesti memberi perhatian yang lebih,” ujarnya.
Ia menegaskan, kedatangan Satgas DPR RI juga bertujuan untuk mendorong pemerintah agar mau berkoordinasi dengan civil society dalam menangani Covid-19.
Terkait itu Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj, mengimbau pemerintah untuk menggandeng seluruh elemen masyarakat dalam menanggulangi pandemi. "Ketika kita menghadapi musuh bersama maka kita harus bergandengan tangan untuk menghadapi tantangan di depan mata kita. Jangan dianggap remeh, jangan dianggap kecil. Ini tidak bisa diatasi hanya satu pihak saja, harus rame-rame, ya pemerintahnya, ya masyarakatnya, ya civil society, tokoh-tokoh masyarakatnya,” katanya..
Said Aqil menyayangkan pemerintah tidak mengajak PBNU untuk membahas penanganan wabah Covid-19. Padahal, NU memiliki jaringan hingga ke tingkat desa atau dusun bahkan di wilayah yang demografi penduduk muslimnya minoritas.
"Pernyataannya, kepada pemerintah tidak mau mengajak masyarakat, civil society seperti kami ini? Selama ini sama sekali pemerintah belum pernah ngajak ngomong, ngajak bicara pada NU,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan KWI, Agustinus Heri Wibowo, berharap regulasi yang diterbitkan pemerintah mudah, aman, dan cepat bisa diimplementasikan.
“Sehingga tidak menimbulkan hal-hal kontraproduktif atau menimbulkan masalah baru,” kata Heri.
Baca Juga: Banjarmasin Urung Terapkan New Normal Covid-19
Ia menegaskan, regulasi yang diterbitkan pemerintah itu mesti mendukung penerapan protokol kesehatan dan tidak menimbulkan penyimpangan. Aturan tersebut pun mesti melihat situasi dan kondisi di tiap wilayah. Pasalnya, tidak semua daerah terdapat kasus Covid-19.
“Pemerintah perlu memberi ruang yang cukup bagi majelis agama untuk mengambil keputusan,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah perlu melakukan koordinasi secara khusus sebelum menerapkan new normal di rumah ibadah. “Agar teknisnya jangan rumit dan berbelit,” kata Heri.
Tak kalah penting, perlu ada sistem pengawasan terpadu yang melibatkan semua pihak. “Bukan hanya penyelenggara ibadah yang diawasi, tetapi pemberi izin juga mesti diawasi,” ucapnya.
Sufmi Dasco menegaskan seluruh organisasi keagamaan meminta penerapan new normal di rumah ibadah dilakukan secara hati-hati. (OL-13)
Baca Juga: Tak Ada New Normal, Dampak Sosial Ekonomi Tak Terkendali
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
JAGA Pemilu khawatir pelanggaran dalam pemilihan umum (pemilu) menjadi kebiasaan yang diwajarkan alis ‘new normal’di masa depan.
Konsekuensi daerah yang telah ditetapkan berada di level 1 berarti kegiatan masyarakat bisa dikatakan dapat beroperasi normal dengan kapasitas maksimal 100% di berbagai sektor.
Rumah mengangkat konsep Tropical Modern ramah lingkungan dan didesain untuk menjawab kebutuhan hunian di era new normal.
Kebijakan pelonggaran penggunaan masker di ruang terbuka, diharapkan tidak menimbulkan euforia berlebihan yang berakibat abai terhadap protokol kesehatan yang masih harus diterapkan.
Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan mobilitas masyarakat terus mengalami peningkatan dalam dua pekan terakhir dan menjadi yang tertinggi selama masa pandemi covid-19.
SAAT ini kita tengah memasuki masa pra kondisi menuju transisi pandemi menjadi endemi. Secara gradual, pembatasan sosial memang sudah dilonggarkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved