Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Satupena Luncurkan Buku Berjudul 'Kemanusiaan pada Masa Corona'

Deri Dahuri
17/5/2020 22:16
Satupena Luncurkan Buku Berjudul 'Kemanusiaan pada Masa Corona'
Buku Berjudul 'Kemanusiaan pada Masa Corona'.(Istimewa)

KETUA Umum Satupena, Dr. Nasir Tamara mengungkapkan sejarah para penulis di Tanah Air  memperlihatkan kecendrungan terpisah dalam beragam aliran, genre, paham dan sikap politik, bahkan mereka kerap berkonflik secara terbuka di media.

Menurut Nasir, sulit untuk mempersatukan para penulis dalam satu wadah yang mengutamakan kreativitas bersama padahal untuk membela kepentingan mereka, para penulis harus terhimpun dalam asosiasi profesi.

Para penulis juga masih menghadapi masalah pembajakan, pajak yang tinggi, penyitaan buku dan ekonomi yang terkena krisis besar akibat korona.

Perlahan tapi pasti, kini, para penulis berubah, meski mereka juga juga punya sikap yang berbeda atas berbagai persoalan sosial dan politik, termasuk pandangan mereka terhadap pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Maruf Amin.

Bukti bersatunya para penulis Indonesia salah satunya adalah terbitnya buku bersama “Kemanusiaan pada Masa Corona” yang merupakan kumpulan pemikiran 110 penulis yang bernaung di bawah perhimpunan Satupena tentang berbagai hal terkait wabah virus corona.

“Saya sangat senang, karena buku ini terbit bersamaan dengan puncak peringatan Hari Buku Internasional,” ujar Nasir Tamara dalam siaran pers, Minggu (17/5).

Dirut Balai Pustaka, Achmad Fachrodji, yang didampingi Ketua Bidang Humas dan Media, Fakhrunnas MA Jabbar menjelaskan gagasan dan proses penerbitan buku “Kemanusiaan pada Masa Corona” telah melewati pembahasan serius  dan panjang di kalangan anggota organisasi penulis Indonesia yang didirikan melalui Kongres penulis Indonesia di Solo tahun 2017.

Nasir yang meniti karier sebagai jurnalis di Sinar Harapan dan pernah memimpin harian Republika, dikenal juga sebagai penulis buku, dan kini dosen pascasarjana Universita Gajah Mada (UGM).

Dia menegaskan, selain mempersatukan para penulis Indonesia, buku “Kemanusiaan pada Masa Corona” merupakan ‘memory of Indonesian people’. Buku ini diharapkan akan membantu menepis kegalauan, rasa cemas bangsa Indonesia ketika mereka hidup terisolasi pada masa pandemi.

Mengenai buku yang diterbitkan Penerbit Balai Pustaka ini, Nasir mengatakan, terwujudnya buku ini merupakan kerja keras dengan semangat kekompakan dan kebersamaan seluruh anggota penulis Satupena dalam menghimpun ide yang bernas dalam menyikapi wabah korona.

"Semua bekerja suka rela untuk mempersembahkan sesuatu yang berharga di tengah masyarakat Indonesia sedang mengalami kesulitan akibat wabah korona," uvapnya. 

Buku 'Kemanusiaan pada Masa Corona' setebal hampir seribu halaman. Buku ini menjadi kontribusi nyata sejumlah 110 penulis anggota Satupena dari berbagai disiplin keilmuan serta genre penulisan non-fiksi berupa esai, fiksi berupa cerpen, puisi dalam menyikapi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia terutama Indonesia.

Para penulis yang menyumbangkan karyanya merupakan para penulis profesional  yang bekerja sebagai ilmuwan, dosen, peneliti, ahli biografi, penulis buku anak, penyair, agamawan dari berbagai usia. 

Para penulis di antara mereka ada nama Arahmaiani, Azyumardi Azra, Nasir Tamara, Hera Supolo Sudoyo, Akmal Nasery Basral, Komaruddin Hidayat,  Tommy F. Awuy, Mikke Susanto, Asma Nadia, Murti Bunanta, Connie Rahakundini, Ilham  Bintang, Putu Setia, Alberthiene Endah, Fonny Poyk, dan Artie Ahmad. (OL-09)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya