Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PEMERIKSAAN laboratorium pada skrining covid-19 membutuhkan beberapa hal. Salah satunya adalah pemeriksaan hematologi untuk mengetahui limfosit absolut dan Neutrophil Lymphocyte Ratio.
Ada pula tes CRP atau C-reactive protein, yakni pemeriksaan untuk mengetahui kadar protein C-reaktif dalam darah. Protein itu merupakan penanda adanya peradangan dalam tubuh. Kemudian pemeriksaan molekuler yang terdiri dari TCM dan Real Time PCR.
Baca juga:Dokter Spesialis Paru Senior Ikut Perangi Covid-19
Penjelasan itu dipaparkan Dr Maenaka Smaratungga, SpPK, Dokter Spesialis Patologi Klinik RS Siloam Sentosa dalam Webinar bertema 'Peranan Pemeriksaan Laboratorium Dalam Skrining Covid 19' yang digelar Siloam Hospitals Sentosa, Jumat (15/5).
Dalam diskusi online tersebut, sejumlah topik hangat terkait penanganan dalam pandemi turut dibahas, khususnya peran laboratorium pada penanganan dan penelitian, yang pasti untuk menemukan kondisi pasien positif covid-19, yaitu dengan pemeriksaan laboratorium. Oleh karena itu, peran pemeriksaan laboratorium sangatlah penting.
“Terakhir, Rapid Test Antigen atau antibodi. Ini dilakukan untuk study epidemologi, prevalensi survailens penyakit, membantu diagnosisi pada fase sakit minggu kedua, dan mendeteksi infeksi pada psien dengan tanpa gejala,” papar Maenaka
Menurut Maenaka pemeriksaan Rapid Test membutuhkan dokter spesalis patologi. Sebab, setelah melakukan uji rapid tes diperlukan pula pemeriksaan lainnya ataupun pengulangan.
"Kondisi ini perlu guna memastikan apakah status positif maupun dari hasil negatif Covid-19 pada pasien saat hasil pemeriksaan di laboratorium, " imbuhnya.
Rapid test korona di Indonesia menggunakan sampel darah untuk mendeteksi kadar antibodi imunoglobulin terhadap virus dalam tubuh. Antibodi merupakan protein yang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh manusia untuk melawan bakteri, virus, dan benda asing lainnya. Pada rapid test corona, dua jenis imunoglobulin, yaitu Immunoglobulin G (IgG) dan Imunoglobulin M (IgM). (A-1)
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
varian Covid-19 XFG atau stratus tampaknya tidak membuat orang parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, ada satu gejala yang khas yakni suara serak atau parau.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved