Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
DI saat anak-anak sekolah belajar di rumah dan mulai jenuh, Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK), Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) mengajak anak-anak sekolah dasar untuk ikut kompetisi secara online bertajuk Doodle Art Science Contest yang ditujukan untuk anak kelas 4-6 SD bersama orangtuanya.
Direktur PP-IPTEK M Syachrial Annas mengatakan bahwa sejak adanya pandemi covid-19, anak-anak belajar di rumah dalam jangka waktu cukup lama. Mereka tidak bisa bermain dengan teman-temannya termasuk mendatangi tempat wisata favorit termasuk PP-IPTEK yang selalu jadi tempat tujuan anak-anak belajar sains dengan menyenangkan.
"Di rumah pun anak-anak tetap bisa berkompetisi. Maka kami nenggelar Doodle Art Science Contest dengan tema Me vs Covid 19. Bagaimana peserta menanggapi situasi pandemi covid-19 ini melalui gambar doodle," kata Syachrial dalam keterangan tertulis, Jumat (8/5).
Doodle Art merupakan teknik membuat gambar dengan cara mencoret dan menggabungkan aneka pola gambar yang terlihat abstrak, namun terlihat unik dan menarik yang dikemas dengan nuansa sains. Sehingga menghasilkan satu kesatuan gambar. Syachrial menambahkan Doodle Art juga termasuk seni rupa dua dimensi dan termasuk seni desain grafis yang menarik. Ia mencontohkan grafiti yang sering dilihat di pinggir jalan merupakan seni gambar doodle. Biasanya doodle dapat dibuat berdasarkan tema antara lain tema bunga, wajah, nama, hewan yang akan membentuk gambar unik.
Syachrial menambahkan PP-IPTEK berinisiatif mengadakan Doodle Art Science Contest secara online di tengah pandemi covid-19 dengan tujuan untuk memberi kesempatan generasi muda khususnya anak-anak dalam berimajinasi, mengasah kreativitas, dan menunjukkan ide-idenya dalam sebuah karya seni. Sekaligus agar anak mencintai sains dengan cara yang berbeda.
"Selain itu, melalui kompetisi ini dapat mengisi waktu luang selama di rumah saja, membangun kerja sama dan kekompakan antara anak dan orang tua dalam menyelesaikan gambar. Anak membuat doodle, orang tua mendampingi dan mendokumentasikan saat anak menggambar," terangnya.
Kompetisi kali ini berbeda dari biasanya. Menurut Ka Sub Divisi Program, Putu Lia Suryaningsih, dalam lomba itu peserta membuat karya dari rumah dengan menyiapkan kertas apa saja berdasar putih yang bisa digunakan untuk menggambar dengan ukuran 210 x 297 mm atau seukuran kertas A4. Gambar diwarnai dengan pensil warna, crayon, spidol warna, cat air, atau cat minyak. Doodle buatan peserta diunggah sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan di akun instagram mereka dengan memberikan caption atau narasi yang menjelaskan maksud dari doodle yang dibuat. Dan memanfaatkan teknologi informasi media sosial untuk dipamerkan ke publik.
baca juga: Merdeka Belajar Jadi Spirit Bersama
"Selain itu untuk melihat orisinal karya doodle, peserta juga diminta untuk mengunggah proses pembuatan doodle dengan format video berdurasi minimal 30 detik di akun instagram mereka. Doodle yang diunggah harus menyebut dan tag instagram @ppiptek menggunakan hashtag #DoodleArtScienceContest #ppiptek #MevsCovid19 #KemristekBRIN," terangnya.
Adapun juri yang menilai Doodle Art Science Contest dari Universitas Brawijaya, Institut Kesenian Jakarta (IKJ), professional desainer grafis serta masyarakat. Pengiriman foto ke ke google form https://bit.ly/doodleartppiptek pada 9-15 Mei dan pada 16 Mei peserta mengunggah gambar dan video, Pengumuman pemenang pada 23 Mei melalui instagram PP-IPTEK. (OL-3)
SAINS tidak harus rumit, teknologi tidak harus mahal, dan matematika tidak harus menakutkan. Justru sebaliknya, semua itu bisa dekat, terjangkau, relevan, dan menyenangkan.
Apakah dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika semua nyamuk tiba-tiba lenyap?Seorang Medical Scientist dmemberikan penjelasan mengenai dampak hilangnya nyamuk dari muka bumi.
KEMENTERIAN Agama terus memperkuat kajian terkait integrasi Islam dan sains, terutama dalam konteks kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Pelajari induksi elektromagnetik: prinsip dasar, hukum Faraday, dan aplikasi revolusioner dalam teknologi modern.
INOVASI berbasis sains dibutuhkan untuk mencapai kemajuan di bidang pertanian dan kesehatan Tanah Air. Peningkatan pengetahuan petani akan teknologi pertanian terkini jadi salah satunya.
Jika generasi muda Indonesia tidak tertarik pada sains, tentu akan membuat semakin tertinggal dalam persaingan global.
Pendidikan tinggi tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) atau menghasilkan riset. Tapi juga membentuk manusia yang berintegritas dan berkarakter tinggi.
TAHUN ini, BPK Penabur mengadakan Penabur Kids Festival dengan 17 macam lomba yang bisa diikuti oleh siswa jenjang TK hingga SLTA di seluruh Indonesia.
Banyak peserta balita yang didampingi orang tuanya, dan sebagian berusia di bawah tiga tahun.
Cikande Permai kini terpilih menjadi kandidat untuk mewakili Kecamatan Cikande di ajang Lomba Kampung Bersih tingkat Kabupaten Serang.
Acara ini bertujuan untuk mempromosikan dan memperkuat budaya K3 di kalangan industri.
Terdapat sekitar 50 juta perempuan di bawah usia 40 tahun yang berperan sebagai kepala rumah tangga, sehingga menuntut mereka untuk mandiri dan bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved