Rabu 22 April 2020, 14:15 WIB

Proses Belajar Daring di Flotim Terkendala Signal Internet

Ferdinandus Rabu | Humaniora
Proses Belajar Daring di Flotim Terkendala Signal Internet

MI/Ferdinandus Rabu
Siswa di Flores Timur berjalan satu jam dari desanya untuk mencari signal internet agar bisa belajar daring selama wabah Covid-19.

 

SELAMA wabah Covid-19 kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring (online). Untuk mendukung kelancaran kegiatan ini sekolah memanfaatkan dana BOS untuk mengisi pulsa siswanya. Namun, terkendala akses internet yang belum menjangkaunya.

Seperti Di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), ternyata di sejumlah desa masalah utamanya adalah tidak memiliki signal internet. Akibatnya menghambat siswa untuk belajar secara daring dari rumah.

Salah seorang guru di SD Inpres Lewokoli di Desa Aransina Kecamatan Tanjung Bunga, Blasius Dana Soge saat dikonfirmasi, Rabu (22/4), mengakui, sekolah telah memanfaatkan sebagian dana BOS untuk membantu kebutuhan pulsa data bagi siswa, namun justru yang terkendala adalah belum ada signal internet sehingga para siswa harus berjalan mencari signal intenet ke lokasi yang jauh.

"Iya selama ini memang sekolah diliburkan dan siswa hanya belajar di rumah secara daring. Kami juga memanfaatkan dana bos untuk membantu siswa membelikan pulsa data bagi mereka. Tetapi yang jadi kendala justru adalah signal internet yang belum masuk ke desa ini, sehingga anak-anak harus cari signal internet dulu baru bisa akses internet. Biasanya mereka ke satu-satunya lokasi yang ada signal. Cukup jauh dari sini," jelas Blasius.

Salah satu orang tua siswa, Emanuel mengatakan harus rela mendampingi anaknya mencari satu-satunya lokasi signal yang cukup jauh dari desa mereka. "Pulsa data sudah terisi, tapi tidak ada signal internet di sini. Sehingga saya juga harus mengantar anak saya ke lokasi satu-satunya yang ada signal. Jalan ke lokasi signal juga cukup jauh dan berada di ketinggian. Banyak semak belukar di sana, sehingga saya selalu temani anak saya ke sana hanya supaya anak saya bisa akses internet untuk belajar dan mengerjakan tugas secara daring," ungkap Emanuel.

Terpisah sejumlah siswapun mengakui jika kondisi sudah terjadi cukup lama. Sejak diliburkan sementara akibat covid-19, setiap pagi atau sore anak-anak sering datang ke lokasi signal untuk dapat mengakses internet dan belajar secara online.

"Ini satu-satunya lokasi yang ada signal pak. Hampir setiap hari kami harus berjalan kaki kira-kira 1 jam lebih untuk tiba ke lokasi signal ini. Desa kami belum ada signal. Untuk telpon saja sulit, apalagi internet. Di tempat signal ini, kami bisa belajar menggunakan akses internet, dan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Kadang-kadang putus internetnya sehingga cukup menggangu, tapi mau bagaimana lagi, karena ini satu-satunya lokasi signal. Mudah-mudahan desa kami bisa secepatnya dipasang signal internet agar kami tidak lagi kesulitan mencari signal," ujar Susana, salah seorang siswi Kelas 6 SD Inpres Lewokoli. (OL-13)

Baca Juga: PSBB: Kota Palembang Siapkan Lima Check Point

Baca Juga: 9 Orang Klaster Gowa Dikarantina di Kantor Dharma Wanita Sorong

Baca Juga: 200 Ribu Pelanggan PLN di Cimahi Nikmati Listrik Gratis 3 Bulan

Baca Juga

Freepik

Kebijakan Pemerintah Kendalikan Konsumsi Rokok Tidak Jelas

👤Despian Nurhidayat 🕔Jumat 02 Juni 2023, 08:20 WIB
YLKI menilai kebijakan pemerintah untuk mengendalikan konsumsi rokok tidak jelas dan semakin tidak akan...
MI/Gabriel Langga

Mengenal Gerak Semu Harian Matahari dan Dampaknya

👤Meilani Teniwut  🕔Jumat 02 Juni 2023, 08:05 WIB
Apa itu gerak semu harian matahari? Apa saja dampaknya? Berikut...
Freepik

Doa Memulai Pekerjaan Arab, Latin, dan Terjemahnya

👤Meilani Teniwut 🕔Jumat 02 Juni 2023, 06:35 WIB
Selain perlindungan dan kelancaran, berdoa sebelum bekerja juga dapat memberikan ketenangan hati sehingga pekerjaan dapat dituntaskan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya