Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Pandemi Covid-19 Bisa Picu Kehamilan tidak Diinginkan

Atalya Puspa
22/4/2020 08:15
Pandemi Covid-19 Bisa Picu Kehamilan tidak Diinginkan
Ilustrasi--Sejumlah pelajar mendapat pejelasan kesehatan dari petugas BKKBN mengenai reproduksi dan kontrasepsi di Indramayu, Jawa Barat.(ANTARA/Dedhez Anggara)

KEPALA Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan mewabahnya Covid-19 ini sangat berpengaruh terhadap rentannya terjadi kehamilan tidak diinginkan (KTD) karena adanya penurunan jumlah pelayanan KB secara nasional dari masing-masing jenis alat obat kontrasepsi (alokon).

Hal itu dindikasikan dengan pasangan usia subur (PUS) yang memerlukan kontrasepsi yang tidak bisa mengakses layanan kontrasepsi di faskes dan menunda ke faskes selama pandemi covid-19. Hal itu disebabkan kekhawatiran PUS yang memerlukan kontrasepsi tertular covid-19.

"KTD memiliki dampak yang luas seperti meningkatkan kasus aborsi, meningkatkan risiko kematian ibu dan anak, anemia pada ibu hamil, malnutrisi pada ibu hamil dan janin, bayi lahir prematur, berat Bayi lahir rendah (BBLR), dan kurangnya kasih sayang serta pengasuhan karena anak tidak diinginkan" kata Hasto dalam keterangan resmi, Selasa (21/4).

Baca juga: Konsumsi Suplemen selama Puasa, Perlukah?

Untuk itu, Hasto bersama jajaran BKKBN Pusat dan Provinsi terus berupaya memastikan keberlangsungan penggunaan alat dan obat kontrasepsi selama masa krisis bencana covid-19.

Hal itu dilakukan dengan cara pelayanan KB bergerak dan kunjungan ke PUS yang memerlukan kontrasepsi.

Selain itu, pihaknya juga berupaya menurunkan angka putus pakai alat dan obat kontrasepsi sehingga mencegah KTD dengan cara mengoptimalkan peran PKB/PLKB dan penggerakan Mobil Unit Penerangan KB ke masyarakat untuk KIE Pencegahan Covid-19.

Selain itu, Hasto juga mengajak seluruh Keluarga Indonesia untuk menjalankan Aksi 8 (delapan) Fungsi Keluarga (agama, sosial budaya, cinta dan kasih sayang, perlindungan, reproduksi, pendidikan, ekonomi dan lingkungan) agar terhindar dari paparan penyakit dan virus.

Hasto berharap, setiap keluarga melaksanakan aksi 8 (delapan) fungsi keluarga serta sesuai anjuran Presiden Joko Widodo untuk belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah dirumah. Hal itu diharapkan dapat meminimalisasi penyebaran covid-19, khususnya di dalam unit terkecil masyarakat yakni keluarga.

Selain itu, covid-19 juga sangat berpengaruh terhadap orang dengan sistem imun lemah, seperti Orang dengan HIV-AIDS (ODHA) yang sangat rentan tertular covid-19.

"Berdasarkan data SIHA Kemenkes 2019, 5 provinsi di Indonesia yang memiliki Kasus HIV (Virus yang dapat menurunkan kekebalan tubuh) Tertinggi yaitu DKI Jakarta (65.578 kasus), Jawa Timur (57.176 kasus), Jawa Barat (40.215 kasus), Papua (36.382 kasus), Jawa Tengah (33.322 kasus) dan Kasus AIDS (Kumpulan gejala penyakit yang diakibatkan oleh menurunnya sistem kekebalan tubuh) Tertinggi Papua (23.599 kasus), Jawa Timur (20.787 kasus), Jawa Tengah (11.724 kasus), DKI Jakarta (10.157 kasus), Bali (8.230 kasus)," ungkap Hasto.

Hasto juga berpesan, apa pun metode kontrasepsi yang digunakan ODHA, secara bersamaan kondom juga tetap harus dipakai saat berhubungan seksual karena kondom dapat mencegah kehamilan sekaligus mencegah penularan HIV AIDS dan infeksi menular seksual (IMS). (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya