Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Kelompok Tani Hutan Tetap Panen di Tengah Wabah Covid-19

Mediaindonesia.com
01/4/2020 16:38
Kelompok Tani Hutan Tetap Panen di Tengah Wabah Covid-19
Kelompok Tani Hutan (KTH) sedang memanen tanaman di kawasan hutan Bogor, Jawa Barat.(Istimewa/KLHK)

KENDATI wabah virus korona atau Covid-19 tengah merebak, Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BDLHK) Bogor, Jawa Barat, bersama para penyuluh kehutanan, dan masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH), tetap bekerja secara produktif. 

Mereka melakukan kegiatan tumpangsari yang memadukan tanaman kehutanan, tanaman MPTS, tanaman sela (sereh wangi), serta budidaya tanaman di bawah tegakan berupa jagung, kacang tanah, umbi-umbian, dan empon-empon.

Dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/4), Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BP2SDM) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Helmi Basalamah mengatakan selain menyelenggarakan pelatihan kepada aparatur dan non-aparatur, BDLHK Bogor juga peduli terhadap masyarakat sekitar, melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat dalam pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Diklat Rumpin

“Jadi mereka tetap bekerja produktif dengan tetap waspada mengikuti kebijakan dan arahan dari Pemerintah,” tutur Helmi.

Kepedulian ini digambarkan dengan kegiatan pemberdayaan masyakat melalui pembentukan KTH mitra BDLHK Bogor yaitu KTH Babakan Setu beranggotakan 25 orang, KTH Lio Maju beranggotakan 24 orang, KTH Lebak Sawo beranggotakan 25 orang, dan KTH Barokah Hijau beranggotakan 45 orang. Keempat KTH ini didampingi dua orang penyuluh kehutanan, dan tiga orang tenaga bakti rimbawan. 

Hasil menggembirakan

Terkait produktivitas masyarakat, Helmi menyampaikan ada hal yang menggembirakan pada masa tanggap darurat virus Covid-19 ini. Walaupun areal KHDTK yang dimanfaatkan tidak begitu luas, dan KTH baru berusia 1 tahun, tetapi sudah mampu menghasilkan atau panen kacang tanah sebanyak 8,5 ton atau sekitar 4 ton sampai 4,5 ton setiap panen hasil 1 kali panen per 4 bulan.

“Kacang tanah dihargai pedagang sebesar Rp8.000 – Rp 10.000 per kg, sehingga dapat menghasilkan Rp32  juta –Rp 45 juta per panen,” tutur Helmi.

Untuk sereh wangi, sudah ada perusahaan yang menampung dengan pola mitra, di mana bibit sereh disediakan perusahaan. Panen sereh wangi menghasilkan 6 ton atau sekitar 3 ton sampai 4,5 ton per panen (1 kali panen per 3 bulan) dengan harga jual Rp500 per kg menghasilkan Rp1,5 juta-Rp2,25 juta tiap panen.

Belum lagi hasil panen pisang, jagung, umbi-umbian, lalap-lalapan, kunyit, jahe, lengkuas, dan tanaman pangan lainnya, yang menjadi sumber sebagian nutrisi (karbohidrat, protein, vitamin dan mineral) keluarga petani, dalam memenuhi kebutuhan pangan, terutama selama wabah virus Covid-19.

“Dengan pelibatan masyarakat, pengelolaan Hutan Diklat Rumpin melalui konsep Leuweung Hejo Masyarakat Ngejo dapat terwujud. Hutan Diklat menjadi terjaga dari pengrusakan dan penyerobotan lahan,” pungkasnya. (OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya