Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
MENANAMKAN benih-benih bela negara sedari dini dapat membuahkan generasi muda yang memiliki kecintaan dan kebanggaan terhadap Tanah Air.
Di era digital nan modern seperti saat ini pun, wujud bela negara telah berubah. Bela negara tak lagi berarti maju ke garis depan medan pertempuran, melainkan berbagai aksi yang dapat berkontribusi positif terhadap kemajuan bangsa.
Hal itu disampaikan Kolonel Amiruddin Laupa dari Direktorat Bela Negara Kementerian Pertahanan dan Keamanan saat menghadiri seminar bertajuk Penanaman nilai-nilai dasar bela negara, di SMA Islam Al Azhar Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (14/2).
Dalam seminar yang melibatkan kelas X dan kelas XI sebagai peserta seminar tersebut, ia mengatakan bela negara merupakan wujud kecintaan warga negara kepada Tanah Air yang bisa diaktualisasikan dalam kehidupan sehari hari.
"Seorang pemuda bisa mencintai negaranya tatkala ia mampu menjadikan dirinya bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya," ujar Amiruddin.
Baca juga : Seluruh Komponen Bangsa Wajib Bela Negara, bukan Cuma Militer
Peran pemuda, dalam hal ini pelajar, imbuhnya, ialah dengan memberikan kontribusi positif untuk bangsanya. Umpama, dengan berprestasi baik di dalam dan luar negeri, kemudian mampu menggunakan produk dalam negeri, terampil dalam melakukan berbagai inovasi, serta menjadi pribadi yang disiplin.
"Bela negara bukan hanya tugas TNI dan Polri, bukan hanya tugas petinggi negara, tapi bela negara merupakan kewajiban kita semua sebagai warga negara. Bangsa ini akan kuat dan besar apabila kita semua mampu mengambil peran untuk menjadikan bangsa ini lebih maju lagi," tegasnya.
Di sela seminar, Kepala Sekolah SMA Islam Al Azhar Kelapa Gading Sumanto mengatakan, seminar tersebut bertujuan untuk memberikan nilai nilai dasar bela negara kepada siswa kelas X dan XI, dan diharapkan bisa menjadi kegiatan rutin di sekolah.
Hal itu diamini Ketua BPPS (Komite Sekolah) Ernawati Yohana yang menambahkan, kegiatan seminar tersebut merupakan wujud kepedulian BPPS terhadap pembentukan rasa cinta generasi muda kepada Tanah Air, di samping support terhadap sekolah. (OL-7)
Sementara itu Kepala SDN Kertasari 3, Sofia Widawaty, menjelaskan bahwa kini sekolah yang dipimpinnya hanya memiliki 18 siswa aktif.
Data 2024 menunjukkan angka partisipasi sekolah (APS) untuk usia 16–18 tahun di Banten baru mencapai 71,91%, masih di bawah rata-rata nasional.
Dengan peningkatan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat terus meningkatkan angka partisipasi sekolah.
Usaha pencegahan anak putus sekolah semestinya dilakukan dengan memperhatikan sejumlah aturan yang ada dan memperhatikan efektivitas pada kondisi belajar anak dan kondisi kerja guru.
GUBERNUR Jawa Barat (Jabar) Dedy Mulyadi mengeluarkan keputusan yakni memperbolehkan jumlah siswa dalam satu kelas mencapai hingga 50 siswa. Itu menuai respons dari kepala sekolah
Dari 224.925 calon siswa baru yang lolos SPMB tahun 2025 sebanyak 221.319 calon siswa melakukan daftar ulang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved