Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
BADAN Kesehatan Dunia (WHO), Selasa (4/2), memperingatkan bahwa kasus kanker berpeluang naik sebesar 81% di negara miskin dan menengah pada 2040 karena minimnya investasi di pencegahan dan perawatan pasien kanker.
WHO, dalam laporan terbaru mereka, mengatakan negara-negara miskin dan menegah dunia memfokuskan sumber daya mereka untuk memerangi penyakit menular serta kesehatan ibu dan anak ketimbang memerangi kanker.
Padahal, imbuh badan PBB itu, negara-negara itu merupakan negara dengan angka kematian kanker yang tinggi.
Baca juga: Empat Cara agar Diet Berhasil
"Ini adalah peringatan bagi kita smeua untuk memerangi kesenjangan penanganan kanker di negara kaya dan miskin," ujar Asisten Direktur Jenderal WHO Ren Minghui.
"Jika semua orang mendapatkan akses untuk perawatan dan sistem rujukan yang baik, kanker bisa dideteksi dini, dirawat secara efektif, dan disembuhkan. Kanker seharusnya tidak menjadi vonis mati bagi siapa pun dan dimana pun," imbuhnya.
Laporan yang dirilis WHO bersamaan dengan Hari Kanker Sedunia mengatakan bahwa investasi sebesar US$25 miliar selama satu dekade ke depan dapat menjelamatkan 7 juta orang dari kanker.
Laporan tahunan itu juga menemukan bahwa, secara keseluruhan, kasus kanker di dunia berpeluang naik 60% pada 2040.
Laporan itu juga menyebut rokok bertanggung jawab atas 25% kematian akibat kanker di dunia. (AFP/OL-1)
Di Indonesia, kanker paru menyumbang 9,5% dari seluruh kasus kanker serta menjadi penyebab 14,1% kematian akibat kanker.
Penelitian terbaru menemukan paparan gelombang panas berulang dapat mempercepat proses penuaan manusia.
Makanan yang menjadi tren dan digemari anak muda biasanya tinggi gula dan gorengan dengan tepung mengandung advanced glycation end products (AGEs) yang merusak kolagen.
Sektor kesehatan di Indonesia kini memasuki fase baru dengan hadirnya teknologi pemindai PET/CT Biograph Vision Quadra di RS EMC Grha Kedoya.
Dorongan untuk hidup lebih sehat, lebih lama, dan lebih baik kembali digaungkan melalui ajang AIA Vitality Live 2025.
Berdasarkan data pada 2023, terungkap Kalimantan Barat hanya memiliki dua sistem MRI dengan jumlah penduduk mencapai 5 juta jiwa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved