Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
PENELITI Geofisika Kebumian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Nazli Ismail, menilai masyakarat Indonesia sebenarnya cepat sadar ketika mengalami bencana hidrometeorologi. Akan tetapi, mereka juga cepat melupakan peristiwa tersebut.
Oleh karena itu, kesiapan mereka juga relatif minim dalam menghadapi bencana. "Ini sebenarnya yang perlu diingatkan. Artinya terus digulir dalam berbagai upaya kampanye bencana," kata Nazli kepada Media Indonesia, Senin (20/1)
Selain kesiapan, masyarakat juga ikut menambah potensi bencana. Bahkan, dia menilai sedikit masyakarat yang sadar menjaga lingkungan, sehingga dampak banjir sulit diminalkan.
"Kita melihat daerah pegunungan seperti Aceh saja yang hutan besar tetapi telah terjadi penggundulan. Kemudian alih fungsi lahan yang sebelumnya hutan lebat kemudian ditebang dan ditanam tanaman palawija," paparnya.
Tidak mengherankan jika frekuensi banjir atau longsor lebih sering terjadi. Mengingat, faktor kerusakan lingkungan cukup masif.
"Masyarakat butuh tempat untuk mencari kehidupan. Ternyata upaya masyakarat mencari sumber ekonomi sudah merambah keseimbangan alam yang harusnya terjaga," jelas dia.
Lebih lanjut, dia menambahkan bencana hidrometeorologi disebabkan Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera. Kondisi itu kontras dengan sisi barat dan timur yang terbuka luas oleh lautan, sedangkan sisi utara dan selatan ditutup benua yang besar.
"Ini menjadi suatu hal yang cukup signifikan dengan kondisi tropis, kita punya curah hujan tinggi," pungkasnya.(OL-11)
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa gempa bumi dirasakan warga Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur pada Jumat (18/7).
Banjir, kebakaran, angin kencang, gelombang pasang, dan tanah longsor bukan hanya mengancam keselamatan manusia, tapi juga menghambat pembangunan dan menimbulkan kerugian ekonomi besar.
MEMPERINGATI Hari Logistik Nasional 2025, Lion Parcel menyoroti peran kurir sebagai garda terdepan dalam menghubungkan Indonesia melalui pengiriman barang, termasuk di wilayah timur Indonesia dengan akses yang menantang.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Cakupan perlindungan asuransi belum mampu mengimbangi besarnya potensi kerugian. Hal itu mengakibatkan semakin banyak pihak yang kurang atau tidak terlindungi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved