Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

KP2C: Peringatan Dini Banjir di Jabodetabek Sudah Dilakukan

Gana Buana
08/1/2020 14:30
KP2C: Peringatan Dini Banjir di Jabodetabek Sudah Dilakukan
Ilustrasi Cuaca Ekstrem(ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA)

KOMUNITAS Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) mencatat ‘early warning system’ atau sistem peringatan dini di titik hulu sungai Cikeas dan Cileungsi sudah ada. Bahkan, peringatan dini akan adanya puncak banjir pada Rabu (1/1) siang sudah disebarluaskan pada seluruh pemangku kepentingan.

“Petugas jaga ada di wilayah hulu sungai, kita punya CCTV juga ada, sejak jam 08.00 WIB kami sudah informasikan bahwa khusus 1 Januari kemarin, puncak banjir akan terjadi pada jam 11.30 WIB,” ungkap Ketua KP2C, Puarman, Rabu (8/1).

Baca juga: Peringatan Cuaca Kedubes AS, BNPB: Masyarakat Jangan Panik

Puarman menjelaskan, tinggi muka air di kedua sisu sungai hingga titik pertemuan antara sungai Cikeas dan Cileungsi pun selalu dicatat dengan baik. Informasi tersebut rutin dilaporkan bahkan tiap 30 menit sekali.

Peringatan banjir besar lebih besar dari 2016 kemarin pun sudah diberikan. “Sudah kami ingatkan juga kalau banjir kali ini terbesar dalam kurun 20 tahun terakhir,” kata dia.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, belum adanya ‘early warning system’ membuat titik banjir di wilayah Bekasi lebih banyak dari wilayah lain di Jabodetabek. Hal ini disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatinkom) BNPB, Agus Wibowo di Gudang BNPB, Kota Bekasi beberapa waktu lalu.

"Belum ada early warning, di sebelah timur kan sungainya banyak, ada kali Bekasi, Kali Angke, Cikeas,” ungkap Agus.

Baca juga: Antisipasi Banjir Susulan, Kemensos Dirikan Posko Induk Bencana

Agus menyampaikan, di Kota Bekasi sedikitnya dialiri oleh tiga sugai alam, yakni Sungai Cileungsi, Sungai Cikeas, dan Kali Bekasi. Sedangkan, di Kabupaten Bekasi dialiri Sungai Citarum.

Untuk sistem early warning, saat ini baru ada di wilayah Ciliwung, Jakarta. Padahal, dari sistem itu data ketinggian air di bendungan, pintu air, tanggul, hingga tersedianya tempat pengurut air sungai.

“Memang harus dibikin seperti Kali Ciliwung, ada bendungannya, pintu air, tanggul dan pengukur ketinggian,” tambah dia. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik